LONDON, iNewsMedan.id - Benyamin Ahmed, bocah berusia 12 tahun asal London menghasilkan miliaran rupiah dari menjual karya seni berpiksel sebagai token yang tidak dapat dipertukarkan (Non-Fungible Token) dalam dua bulan. Ahmed memiliki banyak hobi, mulai dari coding, renang, badminton, dan taekwondo.
Dengan NFT, karya seni dapat dijadikan token untuk membuat sertifikat kepemilikan digital yang dapat dibeli dan dijual. Umumnya mereka tidak memberi pembeli karya seni yang sebenarnya atau hak ciptanya.
Ahmed menyimpan penghasilannya dalam bentuk ethereum. Ini artinya, nilainya bisa naik atau turun serta tidak ada dukungan dari pihak berwenang jika dompet digital tempat Ahmed menyimpan diretas atau disusupi.
Teman-teman sekelasnya belum mengetahui kekayaan kripto yang baru ditemukannya. Namun dia telah membuat video YouTube tentang hobinya, coding.
"Saran saya untuk anak-anak lain yang mungkin tertarik adalah jangan memaksakan diri untuk melakukan coding, hanya karena mendapatkan tekanan teman sebaya. Misalnya suka memasak maka memasaklah, jika suka menari maka menarilah. Lakukan dengan kemampuan terbaik kamu," katanya, dikutip dari BBC, Minggu (29/8/2021).
Ayah Ahmed, Imran merupakan pengembang perangkat lunak yang bekerja di bidang keuangan tradisional telah mendorong Ahmed dan saudaranya, Yousef untuk mulai coding pada usia lima dan enam tahun. Jadi Ahmed sudah mulai belajar coding sejak usianya 5 tahun.
Imran menuturkan, anak-anaknya punya keuntungan karena memiliki ayah untuk dimintai nasihat dan bantuan saat mempelajari minat mereka. Dia pun mengaku sangat bangga dengan kemampuan kedua putranya.
"Itu adalah sedikit latihan yang menyenangkan, tetapi saya menyadari sangat awal bahwa mereka benar-benar menerimanya dan mereka melakukan dengan sangat baik," ujar Imran.
Editor : Odi Siregar