get app
inews
Aa Text
Read Next : Simak, Ini Etika Bebas Berpendapat di Ruang Digital

Ini Prospek dan Tantangan Pemulihan Ekonomi di Indonesia Usai Pandemi

Jum'at, 13 Mei 2022 | 11:33 WIB
header img
Sumarni pengrajin rotan senang karena ekonomi menggeliat kembali dan rotan banjir pesanan (Foto: Riant Subekti)

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo mengungkapkan jika potensi ekonomi digital Indonesia di tahun 2025 diperkirakan telah mencapai 146 miliar USD sehingga Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pasar tetapi menjadi pemain. 

Maka dari itu, Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia bidang Tata Kelola dan Budaya Digital, Donny, B. U., S.T., M.Si., sebagai pemateri pertama dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator, Kamis (12/5) ini mengatakan jika Indonesia perlu meningkatkan pengetahuan mengenai ekonomi digital agar Indonesia semakin cakap digital. 

"Ekonomi digital merupakan jenis atau kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi digital, misalnya internet dan perangkat gawai. Salah satu contoh dari ekonomi digital adalah berkembanya e-commerce," ucapnya.

Lanjut Donny, menurut data survey dari We Are Social pada Februari 2022, kategori penjualan tertinggi di e-commerce Indonesia merupakan elektronik, sebesar 14,44 USD, lalu disusun oleh produk mode sebesar 8,98 USD. 

Selain e-commerce, terdapat pula economy sharing, dimana terdapat beberapa jenis kegiatan di dalam satu platform. Beberapa contoh dari economy sharing antara lain gojek, Grab, dan Airbnb. 

"Namun, dengan berkembangannya ekonomi digital tentu meningkatkan pula resiko keamanan digital sehingga masyarakat perlu mengenali lebih jauh mengenai resiko keamanan digital serta cara menjaga privasi dan keamanan di internet. Salah satu yang penting diperhatikan adalah dengan mewaspadai pinjaman online ilegal yang dapat memberikan banyak kerugian dan mengancam privasi individu," terangnya.

Lebih jauh lagi, Kepala Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Dr. Sahara, sebagai pemateri kedua mengatakan jika pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mengalami peningkatan setelah menurun di masa awal pandemi COVID-19. 

Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal kedua tahun 2021 telah meningkat sebesar 7% dari tahun sebelumnya hingga mencapai Rp4,175.8 triliun. Pada triwulan 2 tahun 2020 hingga triwulan 2 2021, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah dan rumah tangga. 

"Namun, sejak triwulan 2 tahun 2020 hingga triwulan 2 2021, pertumbuhan positif terjadi pada sektor perdagangan, pertambangan dan penggalian, konstruksi dan pertanian," sebutnya.

Beberapa komoditas terbesar di Indonesia antara lain cabai, gandum, kopi, dan ikan. Tidak hanya dalam bentuk mentah, komoditas tersebut banyak diolah menjadi produk lain seperti bubuk cabai, ikan kalengan, dan kopi kemasan. 

" Indonesia sendiri merupakan negara agraris dimana 29% penduduknya bekerja di sektor pertanian, sehingga tidak heran jika pertanian menjadi salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif terhadap PDB Indonesia di era pandemi COVID-19," ungkapnya.

Transaksi melalui pasar online pada komoditas pangan dilihat semakin meningkat di masa pandemi COVID-19. Namun, perlu diperhatikan lebih jauh mengenai transaksi online tersebut untuk memastikan semua penjual bisa berpartisipasi secara online. 

"Dibutuhkan riset mendalam untuk mengidentifikasi cara untuk meningkatkan partisipasi produsen atau pedagang kecil di pasar digital. Selain itu, diperlukan pula peningkatan keterampilan kewirausahaan online seperti pemasaran melalui sosial media dan cara melakukan transaksi online agar pada pedagang dapat memanfaat media digital dengan maksimal," bebernya.

Terakhir, Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA, mengatakan jika APBN Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga menurun pada tahun 2019 akibat pandemi COVID-19. 

Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia mulai memasuki masa pemulihan sehingga mulai meningkat walaupun angka peningkatan tersebut tidak terlalu banyak. Walaupun begitu, tingkat pengangguran di Indonesia masih dibilang tinggi terutama akibat pandemi COVID-19. 

"Diharapkan, setelah pandemi COVID-19 membaik, tingkat pengangguran di Indonesia dapat menurun. Apabila tingkat pengangguran menurun, maka hal tersebut juga dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia," pungkasnya.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut