get app
inews
Aa Text
Read Next : Simak, Ini Etika Bebas Berpendapat di Ruang Digital

Program Digitalisasi Akan Sasar Pedesaan di Indonesia

Selasa, 19 April 2022 | 13:23 WIB
header img
Banyak istilah kekinian yang sering dipakai untuk internet. Nah semakin hari, istilah yang digunakan di internet semakin banyak. (Foto: Dok)

JAKARTA, iNews.id-     Staf Ahli Menteri Perhubungan Antar Lembaga, Kemendesa, PDIT, Drs. Samsul Widodo, MA menyampaikan program digitalisasi diharapkan tidak hanya ada di kota-kota besar, namun juga di desa. Dia mengatakan  jika sejak tahun 2022 ini, rencana tersebut sudah disusun dengan sebutan smart village.  Hal ini disampaikannya dalam webinar Ngobrol Bareng Legislator, Senin (18/4).

Dia  kemudian menjelaskan tiga pilar utama dari smart village. Pertama adalah smart government, dimana memanfaatkan teknologi informasi untuk kemudahan pelayanan publik yang cepat tanggap. 

"Beberapa aplikasi yang dibuat untuk mendukung smart government antara lain web portal desa, E-money, Dashboard desa, dan simpel desa," sebutnya. 

Pilar kedua adalah smart economic, dimana memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat, mulai dari input produksi, kemudahan proses produksi, dan pemasaran. 

"Beberapa aplikasi yang dikembangkan untuk mencapai smart economic antara lain Electronical Locket, Digital Cashier of SMEs, dan Qris Payment," bebernya. 

Terakhir adalah smart society, yaitu kemampuan pemerintah daerah dalam mewujudkan ekosistem sosio-teknis masyarakat yang harmonis, produktif, dinamin, komunikatif, dan interaktif dengan literasi digital yang tinggi. "Beberapa aplikasi yang dikembangkan untuk mendukung smart society antara lain smart weather monitoring, smart lighting, dan smart surveillance,"
terangnya.

Menurut pemateri pada webinar kali ini, desa perlu dikembangkan karena desa memiliki potensi yang besar bagi Indonesia. Desa sendiri selain berpotensi dalam bidang hal pertanian, perkebunan, perikanan, tetapi memiliki potensi lain seperti potensi energi baru terbarukan, BUMDes, koperasi, dan UMKM, serta berpotensi menjadi tempat wisata baru atau desa wisata. 

"Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan literasi digital di desa adalah dengan penggunaan dana desa. Prioritas penggunaan dana desa pada 2021 sendiri berfokus pada SDGs Desa, sehingga diharap dapat meningkatkan tingkat literasi digital di desa. Dana tersebut dapat digunakan untuk banyak hal misalnya untuk pengadaan dan pembangunan tower untuk jaringan internet, pengadaan komputer, pengadaan smartphone, pengembangan internet corner di desa, pengempangan sistem informasi desa, dan banyak hal lainnya," ungkap Samsul Widodo.

Perkembangan desa sendiri saat ini sudah terus berjalan dan akan terus berjalan setiap tahunnya. Terdapat beberapa tantangan dalam pengembangan desa di era digital, salah satunya adalah rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia. Indeks literasi digital di Indonesia dilihat masih rendah, sehingga perlu adanya peningkatan literasi digital agar masyarakat indonesia mampu memanfaatkan teknologi dengan cakap. Pemerintah sendiri sudah membuat program dan kurikulum untuk meningkatkan literasi digital pada 12,4 juta masyarakat. 

Namun, pengguna internet di Indonesia sendiri sudah mencapai angka 170 juta pengguna, sehingga angka tersebut dilihat masih jauh dari peningkatan literasi digital secara keseluruhan. Sehingga, agar internet dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, perlu diperhatikan pula tantangan yang ada, agar pemanfaatan internet tersebut bisa digunakan dengan lebih produktif. 

Sementara itu Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc, mengatakan jika peningkatan penggunaan media sosial menunjukan adanya perubahan era transformasi digital. Survey yang dilakukan oleh we are social pada tahun 2022 menunjukan jika pengguna sosial media di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 2.1 juta, menjadi sebesar 204,7 juta pengguna dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat terus setiap tahunnya. Namun peningkatan teknologi ini tidak luput dari peningkatan resiko, misalnya hoax, cyberbullying, dan penipuan digital. 

"Hal ini disebabkan oleh rendahnya indeks literasi digital Indonesia sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas literasi digital agar masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna. Untuk mencapai salah satu tersebut untuk mengembangkan sumber daya manusia digital, Kominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital serta mitra dan jejaringnya, memberikan pelatihan digital untuk mengajarkan literasi digital kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia,"ucap Samuel Abrijani.

Lanjutnya, pada tahun 2021, program literasi digital sudah berhasil menjangkau lebih dari 515 kabupaten kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia. 

"Namun peningkatan literasi digital tersebut merupakan tugas yang besar, sehingga diperlukan dukungan dari segala pihak agar dapat meningkatkan literasi digital dan terciptanya talenta digital yang siap mewujudkan Indonesia Digital Asian," ujarnya.
 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut