2.800 Makanan Metar Deli Disalurkan, Relawan Nyaris Dihadang Warga Kelaparan di Medan
Agung juga mengkritik lemahnya pendataan dan koordinasi pemerintah di tingkat bawah. Ia menyebut sejumlah kepala lingkungan (kepling) yang ditemui justru mengaku tidak mendapatkan instruksi atau data dari atasan.
“Pemerintah punya camat, lurah, kepling. Seharusnya semua sudah ter-cover. Tapi ketika ditanya, kepling bilang dari atasan tidak ada. Apakah harus menunggu dicambuk dulu baru bergerak?” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai bencana kali ini harus menjadi refleksi untuk memperbaiki pengelolaan lingkungan, khususnya terkait sampah dan penebangan pohon.
“Pelajarannya jangan buang sampah sembarangan, jangan merusak lingkungan. Kita lihat di Tapsel, banyak pohon ditebang, dan itu memicu bencana besar,” ungkapnya.
Dalam aksi kemanusiaan ini, Kerajaan Kejuruan Metar Bilad Deli melibatkan berbagai komunitas, mulai dari LAZIS Albilad, Badjoe, Indonesian Pride, Kedan Uwak, TBM Group, #UMKM Naik Level, KSU Artamandiri, hingga Alia farm yang berbasis di Singapura.
Meskipun banyak pihak menawarkan donasi dalam bentuk uang, Agung menegaskan bahwa ia belum mau menampung dana tersebut.
“Banyak yang mau menitipkan dana, tapi saya ingin mereka datang dan ikut turun langsung. Ajak relawan, ajak bidan, siapa pun. Biar mereka lihat sendiri kondisi di lapangan,” ujar Agung.
Editor : Jafar Sembiring