get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Inspiratif Fadli Zufwari Sukses Bangun Agensi Pemasaran Digital untuk Ekosistem Kreatif Medan

BBM Langka, Penghulu di Medan Kayuh Sepeda Demi Tepat Waktu Menikahkan Pasangan Pengantin

Senin, 01 Desember 2025 | 08:22 WIB
header img
BBM Langka, Penghulu di Medan Kayuh Sepeda Demi Tepat Waktu Menikahkan Pasangan Pengantin. Foto: Istimewa

MEDAN, iNewsMedan.id– Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda Kota Medan sejak beberapa hari terakhir membuat aktivitas warga tersendat. Distribusi energi terhambat akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi, antrean mengular di SPBU, dan banyak layanan publik ikut terganggu. Namun, di tengah situasi serba tak pasti itu, sebuah pemandangan langka muncul dari Kecamatan Medan Perjuangan.

Ahad pagi (30/11), saat pasangan calon pengantin Dicky Kurnia dan Mia Handayani Dalimunthe menunggu dengan waswas di rumah mereka di Jalan Pelita IV No. 03, Kepala KUA Medan Perjuangan, H. Ramlan, MA, justru memutuskan meninggalkan kendaraan dinasnya. Ia memilih mengayuh sepeda gunung untuk memastikan akad nikah tetap berlangsung tepat pukul 09.00 WIB.

“Layanan kepada masyarakat tidak boleh berhenti hanya karena BBM langka. Tugas kami adalah memastikan akad tercatat dan terlaksana,” kata Ramlan, masih berpeluh ketika tiba di lokasi.

Dengan setelan jas dan peci rapi, Ramlan mengayuh sepedanya menembus padatnya lalu lintas dan terik matahari. Aksi sederhana itu sekaligus menegaskan komitmen pelayanan publik yang tak mengenal alasan teknis.

Di lokasi, kegelisahan Dicky dan Mia berubah menjadi haru ketika melihat penghulu mereka datang dengan sepeda. “Kami benar-benar tidak menyangka. Dalam kondisi begini, beliau tetap datang tepat waktu. Rasanya seperti dihargai sebagai warga,” ujar Mia.

Setelah beristirahat sejenak, Ramlan memimpin akad nikah dengan khidmat. Suasana langsung hening ketika ijab kabul diucapkan, menjadi penanda tuntasnya perjalanan sang penghulu sejak pagi.

Langkah Ramlan sontak menjadi perbincangan internal Kementerian Agama. Di tengah kelangkaan BBM dan mobilitas yang terhambat, aksi tersebut dipandang sebagai teladan nyata bahwa pelayanan publik harus adaptif dan tidak boleh tumbang oleh krisis. Beberapa penghulu bahkan mulai mempertimbangkan opsi transportasi alternatif saat kondisi darurat.

Akad nikah Dicky dan Mia pun meninggalkan kisah yang lebih dari sekadar prosesi pengikatan janji. Ia menjadi cerita tentang integritas seorang pelayan publik yang memilih bersepeda demi memastikan hak warganya terpenuhi.

Pengorbanan kecil itu memberi pesan besar: pelayanan prima bukan soal kenyamanan petugas, melainkan tentang hadirnya negara di saat masyarakat membutuhkan.

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut