get app
inews
Aa Text
Read Next : Faskes Sulit Dijangkau, Tiga Kecamatan di Langkat Desak RS Tanjung Selamat Segera Layani Pasien BPJS

Jangan Tunggu Ginjal Rusak, Ini Cara Cerdas Kenali Bahayanya Sejak Dini

Rabu, 12 November 2025 | 13:59 WIB
header img
Peneliti USU sekaligus Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) Isti Ilmiati Fujiati memberikan paparan tentang pentingnya pemeriksaan rutin bagi penderita hipertensi dan diabetes dalam mencegah penyakit ginjal kronis, Selasa (11/11).

MEDAN, iNewsMedan.id – Lonjakan kasus gagal ginjal di Indonesia mendorong BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah I dan Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) memperkuat deteksi dini Penyakit Ginjal Kronis (PGK) lewat Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Kolaborasi ini difokuskan di Kota Medan dengan sasaran utama penderita diabetes dan hipertensi—dua kelompok paling berisiko mengalami kerusakan ginjal.

Peneliti USU sekaligus Ketua Umum Persatuan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), Isti Ilmiati Fujiati, menjelaskan pemeriksaan Prolanis wajib dilakukan dua kali setahun. Tujuannya untuk memastikan hasil diagnosis akurat dan menangkap gangguan fungsi ginjal sejak dini.

“Pemeriksaan pertama sering dipengaruhi dehidrasi, obat, atau tekanan darah yang fluktuatif. Pemeriksaan kedua tiga hingga enam bulan kemudian menjadi penentu apakah gangguan ginjal bersifat menetap,” ujar Isti, Selasa (11/11).

Isti menambahkan, riset timnya bersama BPJS juga melahirkan model Prolanis Jempol—intervensi berbasis bukti yang menggabungkan pemeriksaan klinis, edukasi, dan perubahan perilaku peserta. Melalui pendekatan “7 Keterampilan Perawatan Diri”, peserta dilatih menjaga pola makan, beraktivitas rutin, memantau gula darah, patuh minum obat, mengelola stres, dan menghindari komplikasi.

Hasil awal menunjukkan peserta yang aktif menjalani pemeriksaan dan mengikuti kelas edukasi mengalami penurunan tekanan darah, stabilitas fungsi ginjal, serta perlambatan kerusakan organ.

Deputi Direksi Wilayah I BPJS Kesehatan, Nuim Mubaraq, menyebut Prolanis bukan sekadar pemeriksaan rutin, tetapi sistem intervensi menyeluruh untuk mencegah komplikasi berat seperti gagal ginjal stadium akhir yang memerlukan cuci darah.

“Sayangnya, masih banyak peserta yang datang di pemeriksaan pertama tapi tidak kembali untuk pemeriksaan kedua. Padahal hasil lanjutan itulah yang paling penting,” tegas Nuim.

BPJS Kesehatan memastikan seluruh biaya pemeriksaan Prolanis ditanggung penuh oleh Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), tanpa tambahan biaya apa pun.

Kolaborasi BPJS dan USU ini diharapkan menekan angka gagal ginjal terminal di Sumatera Utara sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini.

“Ginjal tidak pernah berhenti bekerja, tapi kita sering lupa menjaganya. Pemeriksaan berkala adalah bentuk penghargaan pada organ vital yang setiap hari menyaring racun dari tubuh,” tutup Isti. 

Editor : Ismail

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut