Simulasi Gempa 9,2 SR Guncang Balai Kota Medan, Wali Kota: Kita Wajib Siaga Bencana!
MEDAN, iNewsMedan.id - Suara sirene terdengar keras dari kawasan kantor Wali Kota Medan, Selasa (4/11/2025). Bunyi sirine ini mengagetkan para pegawai yang menyadari terasanya goncangan di gedung berlantai empat tersebut akibat gempa bumi. Seketika para pegawai pun panik dan mencari tempat berlindung yang aman.
Tidak hanya pegawai, Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, yang tengah memimpin rapat dengan Pimpinan Perangkat Daerah dan Camat juga merasakan goncangan dan mendengar suara sirene. Dengan spontan Rico Waas bersama peserta rapat berlindung di bawah meja sambil meletakkan tangan diatas bagian kepala serta leher.
Satu menit berjalan, saat situasi sudah dinyatakan aman dan suara sirine berakhir, petugas keamanan mengarahkan Wali Kota Medan Rico Waas beserta kepala Dinas dan Camat untuk bergegas turun menggunakan tangga dengan posisi tangan tetap diatas bagian kepala serta leher kemudian berkumpul di titik kumpul.
Begitu pun dengan para pegawai yang berada di ruangan tiap-tiap lantai, mereka bergegas turun dengan melewati jalur evakuasi sesuai arahan petugas.
Saat hendak turun ke lantai bawah terlihat beberapa pegawai yang terluka akibat terkena reruntuhan material bangunan yang tetiba ambruk usai gempa bumi berkekuatan 9,2 skala richter yang berpusat dipantai barat Sumatera Utara. Sebagian dari mereka pun dibantu rekannya untuk ikut keluar dari kantor Wali Kota Medan, namun sebagian lagi masih menunggu pertolongan petugas lantaran terluka berat.
Di saat masih proses evakuasi dan Rico Waas bersama pegawai lainnya telah berada di titik kumpul halaman kantor Wali Kota, terdengar suara ledakan akibat konsleting listrik yang memicu terjadinya kebakaran dari lantai empat. Suasana cukup mencekam ini pun membuat histeris para pegawai.
Tak berselang lama, datang sejumlah petugas yang terdiri dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Satpol PP, Dinas Kesehatan dan elemen pentahelix dalam pengurangan resiko bencana diantaranya TNI Polri, PMI Kota Medan Orari, Rapi, Akademisi dan Stikes Mitra Husada serta para relawan ke kantor Wali Kota dengan armada dan peralatan lengkap.
Begitu tiba dilokasi, sebagian petugas langsung mengeluarkan peralatan untuk memadamkan api dan sebagian petugas lainnya melakukan evakuasi dan penyelamatan pegawai yang masih terjebak di dalam kantor Wali Kota Medan.
Di tengah proses evakuasi dan penyelamatan, Wali Kota Medan Rico Waas setelah meyakini dirinya selamat dan aman juga ikut turut membantu mengevakuasi dengan mengangkat tandu yang berisikan pegawai yang terluka menuju tenda darurat penyelamatan. Selain itu Rico Waas juga menenangkan sebagian pegawai yang trauma dikarenakan panik akibat kejadian tersebut.
Selanjutnya proses evakuasi dan penyelamatan juga dilakukan petugas dari lantai tiga dengan menurunkan pegawai yang terjebak menggunakan tali selling atau dengan kata lain operasi penyelamatan vertikal (vertical rescue). Tak hanya itu, dengan menggunakan mobil tangga Damkarmat, petugas juga menyelamatkan pegawai yang terjebak di lantai 4 kantor walikota. Proses evakuasi dan penyelamatan juga dilakukan petugas dengan cara suspension rescue.
Beruntung, suasana mencekam tersebut ternyata hanya simulasi bencana yang digelar oleh BPBD Kota Medan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh aparat dalam menghadapi bencana, khususnya gempa bumi.
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menegaskan bahwa simulasi ini penting untuk menyadarkan kembali akan potensi bencana.
“Kita ingat kembali, di tahun 2004 terjadi gempa bumi di Aceh dan 2005 terjadi juga gempa bumi di Nias yang getarannya terasa sampai di Kota Medan. Jadi melalui simulasi ini kita dapat merefresh kembali agar kita tetap siaga, apalagi di tingkat pemerintah kota harus dipahami masyarakat akan membutuhkan bantuan kita,” kata Rico Waas.
Rico Waas menjelaskan, melalui simulasi ini, semua pihak termasuk dirinya, Pimpinan Perangkat Daerah, Camat, dan Lurah, diharapkan dapat memahami langkah awal yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Hal ini mengingat wilayah Indonesia, terutama bagian barat, berada dalam jalur cincin api yang rawan gempa bumi.
Menurutnya, simulasi serupa perlu dilakukan secara rutin untuk meningkatkan pemahaman kesiapsiagaan, terutama di wilayah yang diidentifikasi sebagai titik parah jika bencana terjadi.
“Pelatihan nantinya dapat dilakukan sederhana seperti menutup kepala saat hendak keluar atau evakuasi diri jika terjadi gempa bumi. Kita akan lakukan pelatihan dengan serius dan berkala,” jelas Rico Waas.
Secara keseluruhan, Rico Waas menilai simulasi berjalan lancar dan baik, namun evaluasi akan terus dilakukan untuk mengidentifikasi kekurangan, baik dari sisi peralatan maupun personel. “Hari ini simulasi bencana berjalan lancar. Namun akan terus dilakukan evaluasi guna mengetahui kekurangannya,” sebut Rico Waas.
Editor : Jafar Sembiring