get app
inews
Aa Text
Read Next : Begadang Sudah Enggak Gaul Lagi! Istirahat Malam Adalah Investasi Iman Jangka Panjang

WARNING Statusmu di Hari Kiamat: Pencuri! Jika Niatmu Tak Melunasi Utang!

Jum'at, 31 Oktober 2025 | 10:43 WIB
header img
Dalam Islam, utang-piutang adalah perkara yang sangat penting dan memiliki aturan serta konsekuensi yang jelas, baik di dunia maupun di akhirat.(Foto: iNews.id).

MEDAN, iNewsMedan.id - Dalam Islam, utang-piutang adalah perkara yang sangat penting dan memiliki aturan serta konsekuensi yang jelas, baik di dunia maupun di akhirat.

Secara umum, hukum berutang adalah Mubah (boleh), bahkan dianjurkan bagi yang mampu untuk memberikan pinjaman (utang/puitang) sebagai bentuk tolong-menolong dan ibadah. Namun, berutang sendiri tidak dianjurkan kecuali dalam kondisi mendesak/darurat dan bukan untuk kebutuhan konsumtif atau gaya hidup.

Seseorang yang berutang dan tidak bermaksud mengembalikan utangnya tersebut, maka dia telah memakan harta yang haram. Rasul Muhammad Shalallahu alaihi wassalam telah bersabda,

مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ

“Barang siapa yang mengambil harta manusia (berutang) disertai maksud akan membayarnya maka Allah akan membayarkannya untuknya. Sebaliknya, barang siapa yang mengambilnya dengan maksud merusaknya (tidak mengembalikannya), maka Allah akan hancurkan dia.”(HR. Bukhari, no. 2387, dari sahabat Abu Hurairah).

Orang yang berutang dengan niat tidak ingin mengembalikan apa yang dia utangi, maka dia akan dihancurkan oleh Allah Ta'ala. Kalau dia tidak hancur di dunia, maka pasti dia akan hancur di alam barzakh sebelum dia kembali disiksa di neraka jahanam.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut