Viral! Lurah Medan Terjungkal ke Parit Usai Didorong Warga yang Tolak Ditertibkan

MEDAN, iNewsMedan.id– Aksi tak terpuji dilakukan seorang warga di Jalan Madupuro, Kecamatan Medan Timur. Seorang lurah di kawasan itu, M. Fadli, menjadi korban kekerasan saat menertibkan fasilitas umum yang disalahgunakan.
Momen dramatis itu terekam dalam video dan viral di media sosial. Dalam rekaman terlihat sang lurah tiba-tiba didorong hingga tercebur ke dalam parit ketika tengah memimpin pembersihan jalan dari polisi tidur (speed bump) ilegal dan tumpukan tanah yang mengganggu pengguna jalan.
Peristiwa itu terjadi saat Lurah Kelurahan Perintis tersebut menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai keberadaan polisi tidur buatan warga yang dipasang tanpa izin, Senin (13/10) pagi.
“Ini ceritanya, jadi tadi pagi kita mendapat laporan dari warga berkait adanya pemasangan polisi tidur yang tanpa izin, baru adanya sampah atau gundukan tanah disitu yang berserak sama papan. Kita melakukan pembersihan Pak. Jadi waktu kita melakukan pembersihan, ada perlawanan dari yang memasang itu karena menurutnya itu dipasang di depan rumah dia, padahal itu bukan, itu di jalan umum Pak, di fasilitas umum,” ucap M. Fadli, Lurah Kelurahan Perintis.
Menurut Fadli, upaya mediasi di lapangan gagal total. Warga yang menolak penertiban menolak diajak bicara baik-baik dan justru bertindak kasar. “Nah akhirnya terjadilah pendorongan saya, sehingga saya masuk ke dalam drenasi atau dalam pari tadi,” ungkapnya.
Polisi tidur yang dimaksud, kata Fadli, dibuat dari ban dan batu yang ditumpuk tinggi hingga menonjol ke badan jalan. Penertiban dilakukan karena benda itu jelas mengganggu lalu lintas dan bukan berada di lahan pribadi. “Kalau berdasarkan informasi dari kepala lingkungan Pak, memang warga situ sering keberatan dengan apa yang dibuat-buatnya Pak. Memang agak meresahkan,” jelasnya.
Lurah Fadli menyebut telah memiliki bukti video dan foto terkait aksi pendorongan itu. Ia berencana melaporkan peristiwa ini kepada pimpinan daerah untuk ditindaklanjuti secara hukum, sebab kejadian tersebut terjadi saat dirinya menjalankan tugas negara.
Insiden ini pun menuai kecaman luas di media sosial. Banyak warganet menilai kekerasan terhadap petugas publik tidak bisa ditoleransi, apalagi ketika mereka sedang menegakkan aturan demi kepentingan masyarakat.
Editor : Ismail