Jatmiko Santosa: Intensifikasi Produktivitas Petani Sawit Perkuat Ketahanan Pangan

Untuk mengatasi disparitas ini, PTPN IV PalmCo telah meluncurkan berbagai inisiatif, seperti Program BUMN Untuk Sawit Rakyat, penyediaan bibit unggul bersertifikat, skema off-taker yang menjangkau lebih dari 10.200 hektare, dan penguatan kelembagaan koperasi.
Hingga tahun 2024, PalmCo telah mendukung pencairan dana BPDPKS untuk peremajaan sawit mitra KUD seluas 15.321 hektare. Keberhasilan model kemitraan ini terbukti dengan produktivitas tanaman plasma yang mencapai rata-rata 12,57 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 18,05 ton/ha, melebihi standar nasional 12 ton/ha.
Menghadapi Tantangan Iklim dan Regulasi
Jatmiko juga menyinggung tantangan perubahan iklim yang berpotensi menurunkan hasil panen global. Data yang ia paparkan menunjukkan, kenaikan suhu 1°C dapat menurunkan hasil panen sebesar 3,1 hingga 7,4 persen, memicu apa yang disebut 'climateflation'—kenaikan harga pangan akibat anomali iklim.
Selain itu, industri sawit Indonesia menghadapi tekanan regulasi keberlanjutan, terutama dari Uni Eropa. Menanggapi hal ini, Jatmiko menekankan pentingnya prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) yang harus berjalan berkesinambungan.
Komitmen ESG PalmCo diwujudkan dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan telah mengoperasikan 7 unit Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) dan 4 unit co-firing biogas dengan total kapasitas 9,3 MW. Selain itu, PalmCo sedang dalam proses seleksi mitra untuk mengembangkan 20 unit Compressed Biomethane Gas (CBG) dan fasilitas Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Editor : Jafar Sembiring