Letnan Dua Lena Simanjuntak Harus Rela Batalkan S2 di Prancis Demi Janji kepada Ayah

Lena berhasil lulus seleksi undangan atau SNMPTN di Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Lena diterima masuk di Jurusan Bahasa dan Sastra Prancis.
Dia menyelesaikan kuliahnya di jurusan tersebut selama 3 tahun 4 bulan dengan predikat cumlaude. Hebatnya, semuanya itu diraih Lena sambil bekerja paruh waktu. Ini dilakukannya memenuhi kebutuhan hidup sekaligus mempersiapkan cita-citanya ke Prancis.
Lena tak mau berpuas diri hanya dengan cumlaude S-1. Berbekal persiapan yang matang ia melanjutkan studinya langsung di tempat kelahiran bahasa yang selama dipelajarinya. Tetapi jalan menuju Paris tidaklah mulus.
Lena mesti berjuang keras mendapatkan keluarga yang bersedia menjadi sponsornya di Prancis. Satu-satunya motor yang selama ini menemani pun dijual agar bisa mengantarkan Lena menginjakkan kaki di Prancis.
Sepekan setelah resmi dinyatakan lulus di Universitas Brawijaya, Lena pergi mengadu nasib ke Paris, Prancis. Sasaran pertamanya adalah Centre Culturelle La Paserelle Sannois, Île de France. Lena berjuang untuk mendapatkan sertifikasi kemampuan bahasa Prancis DELF B2 yang menjadi syarat melanjutkan studi S-2 di tempat itu.
Satu tahun berselang, DELF B2 diraih dan peluang untuk melanjutkan pendidikan di Université Saint Denis pun terbuka lebar. Namun apa yang terjadi justru berputar 180 derajat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta