3 Sapi Jumbo dari Binjai Kembali Jadi Pilihan Kurban Presiden Prabowo Subianto

BINJAI, iNewsMedan.id - Di tengah persiapan Hari Raya Idul Adha 2025, kebahagiaan tak terhingga menyelimuti Suyanto (42), peternak asal Kota Binjai, Sumatera Utara. Untuk ketiga kalinya secara berturut-turut, sapi-sapi kurban dari peternakannya, Bang Yanto (YT) Farm, terpilih menjadi hewan kurban Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Kata Suryanto bahwa tahun ini jumlah sapi yang dibeli meningkat drastis menjadi tiga ekor, menandakan apresiasi tinggi terhadap kualitas ternak Bang Yanto Farm.
"Alhamdulillah di tahun 2025, untuk yang ketiga kalinya sapi di kandang kami Bang Yanto (YT) Farm, terpilih untuk menjadi sapi kurban Presiden Indonesia, Bapak Prabowo Subianto," tutur Suyanto dengan raut wajah sumringah, Sabtu (24/5/2025).
"Tahun ini ada sebanyak tiga ekor sapi kami dibeli oleh Bapak Presiden. Dan pemilihan sapi kurban pada tahun 2025 ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Di tahun 2025 ini ketetapan presiden untuk sapi kurban menambah jumlahnya," sambungnya.
Perbedaan mendasar dalam pemilihan sapi kurban presiden tahun ini menjadi kabar baik bagi para peternak lokal. Jika pada tahun 2024 setiap provinsi hanya menyumbangkan satu ekor sapi kurban terbaik dengan bobot di atas satu ton, maka tahun ini setiap kabupaten/kota berkesempatan menyediakan satu ekor sapi kurban presiden dari peternak terbaik di wilayahnya.
"Jadi seperti di Sumatera Utara, ada 34 kabupaten/kota artinya ada 34 ekor sapi kurban dari presiden. Dan Alhamdulillah dari kandang kami Bang YT Farm ada sebanyak 3 ekor sapi," jelas pria yang akrab disapa Yanto ini.
Ketiga sapi pilihan Presiden Prabowo dari Bang YT Farm nantinya akan didistribusikan ke Kota Binjai, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Yanto menjelaskan bahwa awalnya ia mengira pola pemilihan masih seperti tahun sebelumnya. Namun, ia kemudian mendapatkan informasi mengenai program pemerintah terkait ketahanan pangan, di mana sapi kurban presiden kini menjadi satu ekor per kabupaten/kota.
"Ketepatan sapi kurban punya kami besar-besar, setiap kabupaten/kota bebas memilih, jika di daerahnya ada yang besar-besar, boleh diambil di daerahnya. Tapi kalau tidak, boleh diambil dari daerah lain," ungkap Yanto.
"Dan kebetulan di Kabupaten Humbahas dan Pakpak Bharat tidak ada bobot yang 800 Kg, dan kami sering posting-posting, mereka memilih mengambil sapi kurban presiden di kandang kami," terang Yanto.
Tiga ekor sapi kurban yang terpilih memiliki jenis yang berbeda-beda: pertama jenis Pegon (persilangan Brahmana dengan Simental), kedua jenis Limousin, dan ketiga jenis Simental. Semuanya memenuhi kriteria bobot minimal yang ditetapkan Presiden, yakni 800 Kg.
"Untuk bobotnya ada kriterianya. Dari Bapak Presiden Indonesia, paling minim bobotnya 800 Kg. Dan Alhamdulillah ketiga sapi kurban kami ini bobotnya lebih 800 Kg," ujar Yanto bangga.
Harga jual sapi kurban presiden untuk Kabupaten Humbahas dibanderol Rp90 juta, untuk Kota Binjai Rp85 juta, dan untuk Kabupaten Pakpak Bharat Rp83 juta.
Yanto mewakili peternak lainnya yang sapinya dibeli Presiden Indonesia untuk dikurbankan, mengucapkan terima kasih banyak. "Kepada pemerintah terkhusus Bapak Presiden Prabowo Subianto, menjalankan program ketahanan pangan yang membuat kami peternak-peternak sapi, khususnya sapi-sapi besar, membuat kami semakin terpacu lebih semangat untuk memelihara sapi-sapi besar," ucap Yanto.
Sebelum terpilih, ketiga sapi kurban milik Yanto menjalani serangkaian pemeriksaan ketat oleh dokter hewan, termasuk pengambilan sampel darah, air liur, dan kotoran, memastikan sapi-sapi tersebut dalam kondisi prima dan sehat.
Yanto juga membagikan rahasia sukses beternak sapi besar dan sehat: pemilihan bibit unggul, perawatan yang telaten, dan pakan yang berkualitas.
"Kita harus tahu sapi ini bangsa besar bisa mencapai satu ton kah, itu harus dipilih betul-betul. Dan kita belajar dari pengalaman selama memelihara sapi. Jadi kita tahu sapi yang model besar seperti apa dan bagaimana. Kemarin kami pas, gak salah pilih ternyata. Selain pemilihan bibit, kemudian perawatan serta pakan. Jadi tiga ini harus kita kuasai, agar kita bisa mencapai sapi yang kita inginkan," papar Yanto.
Terakhir, Yanto mengajak sesama peternak untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman. "Mudah-mudahan seterusnya, kita juga mengajak ke rekan-rekan peternak mari saling sharing sama kawan, berbagi ilmu, untuk menjadi motivasi. Agar supaya siapa tahu di tahun depan atau tahun berikutnya, peternak-peternak yang lain sapinya terpilih menjadi sapi kurban Presiden Indonesia," tutup Yanto, penuh harap.
Editor : Jafar Sembiring