Harimau Sumatera “Senja” Kembali ke Alam Liar, Dilepasliarkan di Taman Nasional Gunung Leuser

MEDAN, iNewsMedan.id — Seekor harimau Sumatera betina bernama “Senja” resmi dilepasliarkan ke zona inti Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) pada Rabu, 21 Mei 2025, oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara bersama sejumlah mitra.
Pelepasliaran ini dilakukan bertepatan dengan momen peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 dan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh pada 22 Mei. Momentum ini menjadi simbol komitmen bersama dalam menjaga keberlangsungan ekosistem serta harkat dan martabat bangsa melalui pelestarian keanekaragaman hayati.
“Pelepasliaran ini menjadi tonggak kebangkitan konservasi hayati di Sumatera. Tidak ada alasan membiarkan satwa-satwa terancam punah. Kita, anak bangsa, harus terus berjuang menjaga kelestarian mereka,” ujar Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Novita Kusuma Wardani, Kamis (22/5).
Senja merupakan harimau betina berusia sekitar 5-6 tahun yang sebelumnya terlibat konflik dengan manusia di Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. Ia diamankan pada 5 Juni 2024 oleh tim Balai Besar KSDA Sumatera Utara bersama mitra, lalu menjalani masa rehabilitasi dan observasi di Suaka Harimau Sumatera Barumun, Padang Lawas Utara.
Hasil pemeriksaan kesehatan makro dan mikro oleh tim medis (drh. Anhar Lubis dan drh. Muhammad Agung) pada 11 November 2024 dan 13 April 2025 menyatakan Senja dalam kondisi sehat dan layak kembali ke habitat alaminya.
Pemilihan lokasi pelepasliaran dilakukan dengan pertimbangan ekologis yang matang. "Lokasi di zona inti TNGL dipilih karena jauh dari permukiman, memiliki kepadatan mangsa tinggi, dan pernah menjadi lokasi pelepasliaran harimau sebelumnya. Jejak satwa mangsa seperti rusa, kijang, dan babi hutan, serta jejak harimau Sumatera turut ditemukan di area tersebut," beber Novita.
Transportasi pelepasliaran menggunakan helikopter tipe SA 315B Lama (Aerospatiale) dengan metode long line karena medan yang sulit diakses melalui jalur darat. Penggunaan helikopter ini juga bertujuan meminimalkan kerusakan vegetasi dan kebutuhan akan helipad.
Dukungan penuh juga datang dari PT Agincourt Resources yang memfasilitasi transportasi udara dalam proses pelepasliaran ini.
Yayasan Parsamuhan Bodhicitta Mandala Medan yang terlibat dalam rehabilitasi Senja menambahkan, keberhasilan ini merupakan wujud harmoni dan kesadaran bersama menjaga alam semesta. “Semoga keberkahan ini meliputi seluruh makhluk dan membawa kemakmuran bagi Indonesia,” ujar Kuslan Nyanaprathama, Pimpinan Yayasan.
Editor : Ismail