Dedi Mulyadi Kena Ultimatum Hercules Terkait Ormas, Razman: Jangan sampai Berpotensi Konflik

MEDAN, iNewsMedan.id - Ketua umum GRIB Jaya, Hercules memberikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Pasalnya dia memperingatkan hal tersebut lantaran Dedi Mulyadi dianggap mencederai ormas.
Pengacara kondang Razman Nasution yang mewakili GRIB Jaya meminta agar Dedi Mulyadi tak mengganggu ormas tersebut.
Dedy Mulyadi meminta agar tak pernah menggangu ormas .
Hal tersebut disampaikan Razman yang didampingi Ketua DPD GRIB Jaya Sumut, Samsul Tarigan dalam jumpa pers yang digelar di Kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa (22/4/2025) melansir akun instagram Razmannasution71.
"Kang Dedi, pesan ketua umum kami, kami tidak pernah ganggu anda, ormas lain juga tidak pernah ganggu anda," ungkap Razman.
"Jadi jangan ganggu ormas! dan jangan ganggu kami!" tegasnya.
Razman mengungkapkan alasan ultimatum dilayangkan agar Dedi Mulyadi tidak memicu kekacauan yang bakal terjadi.
"Ini murni peringatan agar tidak terjadi kekacauan yang (dipicu) karena Anda!" tegas Razman dengan nada tinggi.
"Karena ada kata-kata anda, jangan sampai berpotensi menjadi konflik!" tambahnya.
"Kalau bicara ketua umum kami Pak Hercules, kami sudah sangat paham. Jadi Kang Dedi, Pak Dedi, ini tolong sudah dikomentari (Hercules)," jelasnya.
Awal Mula
Dedi Mulyadi sebelumnya melontarkan pernyataan dan rencana pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme di wilayah Jawa Barat.
Ormas GRIB Jaya Jabar merasa tersinggung dengan ucapan Dedi Mulyadi yang menyebutkan bahwa ormas hingga LSM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat.
Kini, giliran Razman Nasution memberikan ultimatum kepada Dedi Mulyadi yang dinilai mendiskreditkan citra GRIB Jaya di mata publik.
Razman awalnya meluruskan pemberitaan negatif yang beredar terkait kasus yang menyeret kader DPC GRIB Jaya Kota Depok.
Pemberitaan negatif itu yang menurutnya sangat menyudutkan GRIB Jaya itu berawal dari pernyataan Dedi Mulyadi.
Hal itu katanya melampaui batas Dedi Mulyadi sebagai seorang pejabat publik.
“Saya hadir di Medan untuk meluruskan dan meng-counter informasi yang menyudutkan Ormas dan sepertinya mengarah ke GRIB Jaya,” tegas Razman, dilansir dari Instagram Razman Nasional.
Dedi Mulyadi dinilainya sangat sinis terhadap ormas, khususnya GRIB Jaya.
Ketua Bidang Komunikasi Publik GRIB Jaya itu pun menilai Dedi Mulyadi sudah melampaui kewenangan sebagai seorang Gubernur Jawa Barat.
“Penangkapannya tidak kita persoalkan. Tapi, kita sesalkan pernyataan kepala daerah seolah-olah sangat sinis terhadap Ormas,” ujar Razman.
“Atas pesan bapak Ketum, meminta kepada Bapak Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jabar untuk bekerja sesuai dengan Tupoksi selaku Pamong Praja,” sambungnya.
“Yang perlu diingat, kewenangan masalah hukum ada di kepolisian. Kalau ada kegaduhan, ada masalah oleh kader-kader Ormas termasuk GRIB, jika itu melanggar hukum, kami persilakan pihak berwajib memprosesnya,” tegasnya.
Razman menegaskan, GRIB Jaya Jabar akan mendukung penuh pihak Kepolisian dan tidak akan mengintervensi masalah hukum yang menyeret kadernya tersebut.
Atas hal tersebut, sesuai dengan pesan dan arahan Hercules, Razman melayangkan ultimatum kepada Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi Tanggapi Tantangan Soal Premanisme
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menanggapi soal tantangan diskusi premanisme yang diajukan oleh Ketua GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander Etwiorry.
Tantangan tersebut muncul setelah Dedi melontarkan pernyataan dan rencana pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme di wilayah Jawa Barat.
Ormas GRIB Jaya Jabar merasa tersinggung dengan ucapan Dedi Mulyadi yang menyebutkan bahwa ormas hingga LSM kerap melakukan intimidasi terhadap masyarakat.
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa dirinya saat ini lebih memilih untuk fokus bekerja menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat Jabar.
Dedi Mulyadi juga mengaku tak mampu jika setiap orang harus ia tangani satu-satu, mengingat begitu banyaknya rakyat di Jabar.
"Rakyat Jawa Barat itu banyak. Tugas saya hari ini adalah bekerja untuk rakyat," kata Dedi Mulyadi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (19/4/2025).
"Kalau setiap orang harus ditangani satu-satu, habis energi kita untuk meladeni orang ngomong," sambungnya.
Mantan Bupati Purwakarta tersebut menyatakan bahwa fokusnya saat ini yaitu bertugas untuk mewujudkan mimpi masyarakat Jabar.
"Tugas kita ini adalah mewujudkan apa yang menjadi mimpi rakyat," ujarnya.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi mengaku tidak terlalu mengambil pusing soal tudingan-tudingan di media sosial perihal kinerja dan kebijakan yang ia buat.
"Kalau ada orang yang mengajak berbagai hal di media sosial, yang melayaninya cukup netizen, enggak usah saya," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua ormas itu menantang Dedi Mulyadi setelah memberikan pernyataan soal premanisme karena Dedi berencana membentuk Satgas Antipremanisme.
Pembentukan satgas tersebut menurut Dedi sebagai respons maraknya kasus preman hingga tindakan intimidatif yang dilakukan ormas atau LSM yang kerap viral meminta THR hingga pungutan liar (pungli).
Kebijakan Dedi Mulyadi tersebut ternyata menyinggung ormas atau LSM.
Melalui tayangan di kanal YouTube Titik Temu Podcast, Gabryel Alexander Etwiorry memberikan tantangan terbuka kepada Dedi Mulyadi soal pemberantasan preman.
Gabriyel mengaku ingin bertemu Dedi Mulyadi untuk membahas terkait pernyataan Dedi yang ingin membentuk Satgas Antipremanisme.
"Saya sampaikan di sini, saya tantangan terbuka untuk diskusi aktif. Ayo, kita ngobrol jadi jangan supaya masyarakat itu menstigma ormas seakan-akan (buruk), kenapa? Statement bapak (Dedi) itu bagi kami menyesatkan, pak," ujar Ketua DPD GRIB Jaya Jabar, Gabryel Alexander Etwiorry dikutip dari Youtube Titik Temu Podcast, Sabtu (12/4/2025).
Gabriyel bahkan mengundang Dedi datang ke kantornya secara langsung.
"Saya ingin belajar dari Bapak, saya ingin tahu pemahaman preman itu yang kayak gimana. Saya sampai hari ini belum paham, Pak, preman itu kayak gimana," ujarnya.
Selain memberikan tantangan, Gabriyel juga memberikan saran agar Dedi Mulyadi juga memberantas preman di birokrasi.
Menurutnya, ia juga melihat aksi premanisme yang marak di dalam birokrasi pemerintahan.
"Kami pun kalau memang gubernur membentuk satgas premanisme, hari ini tolong bersih-bersih itu jangan keluar dulu, ke dalam dulu," ujarnya.
"Karena kami di GRIB juga akan membentuk satgas untuk memberantas premanisme di birokrasi. Jadi birokrat ini semuanya benar.”
"Bupati, gubernur enggak semuanya bener, jadi jangan seakan-akan selama ini, oknum preman itu adanya cuma di ormas," ucap dia.
Editor : Chris