get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Tren Pekerjaan di Tahun 2025, Ada AI Specialist hingga Ahli Energi Terbarukan

Hangatnya Pulut dan Legitnya Durian, Cita Rasa Jajanan Eva Cuma Ada Di Medan

Kamis, 24 April 2025 | 15:21 WIB
header img
Salah satu ikon kuliner lokal yang kini tengah naik daun, dikenal luas dengan nama Eva Pulut Durian. (Foto: Istimewa)

MEDAN, iNewsMedan.id - Hujan baru saja reda ketika waktu menunjukkan pukul empat sore. Langit kota Medan masih diselimuti mendung tipis, meninggalkan gerimis yang membasahi jalanan. Di tengah udara sejuk itulah, deretan warga tampak mulai mengantre di sebuah kios kecil yang terletak di Jalan Halat, tepat di sebelah Gang Sekolah, Kota Matsum IV, Kecamatan Medan Area. Kios itu bukan tempat biasa, ia adalah salah satu ikon kuliner lokal yang kini tengah naik daun, dikenal luas dengan nama Eva Pulut Durian.

Sore itu, kios tampak sedang bersiap dibuka oleh beberapa anggota keluarga yang membantu di lapangan. Pemilik kios, Eva Susanti, belum terlihat di lokasi. Ia masih dalam perjalanan dari rumahnya di kawasan Medan Tembung. Tak lama berselang, Eva tiba dengan langkah cepat dan semangat, sembari memegang ponsel yang merekam langsung aktivitasnya melalui TikTok. Lewat akun @evasusanti305, ia menyapa para pengikut setianya dan memberi kabar bahwa kios sudah mulai buka. Siaran langsung ini menjadi rutinitas unik yang bukan hanya mempererat hubungan dengan pelanggan, tapi juga menjadi bagian dari strategi pemasaran digitalnya.

Eva bukanlah pedagang musiman yang baru turun ke dunia kuliner. Ia adalah generasi penerus dari sebuah warisan keluarga yang telah berdiri sejak tahun 1996. Ibunya, mendiang yang akrab dipanggil “mamak”, memulai usaha ini dari dalam Pajak Halat, pasar tradisional yang berada tak jauh dari lokasi kios saat ini. Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, Eva kecil sudah terbiasa membantu orang tuanya memasak dan berjualan. “Dulu kami masak sekitar tujuh kilogram pulut dan olah 30 sampai 40 buah durian. Itu sudah termasuk besar buat kami,” kenangnya saat ditemui tim iNewsMedan.id di kiosnya pada Rabu (23/4/2025).


Salah satu ikon kuliner lokal yang kini tengah naik daun, dikenal luas dengan nama Eva Pulut Durian. (Foto: Istimewa)

Namun, pandemi COVID-19 membawa perubahan besar. Pajak Halat menjadi sepi, aktivitas pasar menurun drastis, dan Eva memutuskan untuk mencari peruntungan di luar pasar. Keputusan itu menjadi langkah penting dalam perjalanannya.

Tahun 2022 menjadi titik balik. Seorang konten kreator kuliner asal Medan, Muhammad Chairiza (33), pemilik akun TikTok @sekmen_official by Riza secara tak sengaja menemukan kios Eva yang saat itu sudah berpindah ke pinggir pasar. “Waktu itu saya lagi lewat, enggak tahu kalau Kak Eva sudah lama jualan. Karena kebanyakan konten saya soal kuliner, saya tertarik buat konten tentang jualannya,” ujar Riza. 

Ia sempat meminta izin langsung pada Eva dan mengunggah video sederhana tentang pulut durian tersebut. Tak disangka, videonya langsung meledak dengan jutaan penonton. “View-nya sampai tiga juta lebih. Sejak itu, kios Kak Eva jadi ramai dan dikenal banyak orang," ungkapnya.

Sejak saat itu, nama Eva Pulut Durian melejit. Berbagai konten kreator kuliner lainnya turut datang dan mencicipi langsung. Eva pun mulai aktif membuat konten sendiri, membangun komunitas pelanggan setia yang tersebar tak hanya di Medan, tapi juga kota-kota sekitarnya.

Kini, kios Eva dikelola bersama keluarga. Sang suami, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya ikut terlibat langsung dalam operasional harian. Eva mengembangkan sistem antrean unik dengan menggunakan plastik berwarna sebagai penanda giliran, plastik hijau untuk antrean pertama, dilanjutkan dengan biru, dan seterusnya. “Dengan cara ini, semua tetap kebagian. Enggak ada yang rebutan, dan lebih tertib,” jelasnya.

Tak hanya sistem antrean yang tertata, menunya pun beragam dan menggoda. Mulai dari pulut durian dengan harga Rp10.000, Rp15.000, dan Rp20.000, bahkan bisa sesuai permintaan pelanggan. Durian kupas dan pancake durian dijual masing-masing seharga Rp35.000. Selain itu, tersedia juga variasi menu seperti es campur durian, es kola durian, lepat bugis, dan nagasari.

Eva mengakui bahwa dulu ia masih mengupas durian satu per satu. Dalam sehari, bisa mengolah hingga 200 buah durian. Namun kini, permintaan melonjak drastis hingga mencapai seribu buah durian per hari. Untuk menjaga efisiensi, ia bekerja sama dengan supplier untuk mendapatkan durian yang sudah dikupas. “Kalau dikerjakan sendiri sudah enggak sanggup lagi. Jadi sekarang supplier yang bantu kupaskan," ungkap Eva.

Soal kualitas, Eva menjamin durian yang digunakan adalah yang terbaik. Semua dipasok dari Ucok Durian Wahid Hasyim Medan, termasuk pancake duriannya. “Kalau lagi musim, bisa masak sampai 80–100 kg pulut sehari,” ujarnya. Tapi saat durian tidak musim, stok dikurangi meski harga tetap sama. “Yang penting rasa tetap mantap, itu yang bikin orang balik lagi," jelasnya.

Kios buka sampai pukul 12 malam, tapi sering kali dagangan habis lebih awal karena tingginya permintaan. “Kalau ramai, jam 10 malam sudah tutup,” katanya sambil tersenyum. 


Salah satu ikon kuliner lokal yang kini tengah naik daun, dikenal luas dengan nama Eva Pulut Durian. (Foto: Istimewa)

Tak hanya mengandalkan semangat dan rasa, Eva juga pernah memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI pada tahun 2014. Saat itu, ia mengajukan pinjaman modal sebesar Rp20 juta. Dana tersebut digunakan untuk menambah perlengkapan usaha dan memperluas kapasitas produksi pulut duriannya. Keputusan itu menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat pondasi usahanya yang terus berkembang hingga kini.

Seiring waktu, Eva pun semakin menyesuaikan diri dengan kebutuhan pelanggan. Untuk urusan pembayaran, kios Eva Pulut Durian kini menyediakan pilihan yang fleksibel, pembeli bisa membayar secara tunai maupun melalui transfer ke rekening BRI miliknya. Dengan begitu, transaksi menjadi lebih praktis dan efisien, baik bagi pelanggan setia maupun pembeli baru yang ingin menikmati jajanan legendaris khas Medan ini.

Saat bulan Ramadhan kemarin, kios Eva Pulut Durian tetap buka seperti biasa. Meskipun tidak terjadi lonjakan penjualan seperti yang sering terjadi pada momen-momen tertentu, Eva tetap bersyukur. Ia paham betul bahwa ketika puasa, selera orang bisa sangat beragam, ada yang mencari makanan ringan, ada pula yang memilih menu segar atau gurih.

“Alhamdulillah penjualan tetap normal,” ucap Eva sambil tersenyum. “Kita ikuti saja selera orang. Yang penting tetap ada yang beli.” Kalimat itu meluncur dari mulutnya dengan nada tenang, seolah menggambarkan filosofi berdagangnya, tak perlu memaksa rezeki, cukup jaga kualitas dan layani dengan hati.

Bagi Eva, Ramadan bukan semata soal peningkatan omzet, tetapi soal menjaga kehadiran dan konsistensi. Ia tetap menyiapkan pulut hangat dan durian segar seperti biasa, karena tahu di antara banyaknya pilihan takjil, masih ada lidah-lidah yang rindu dengan rasa khas jajanan tradisionalnya.

Di antara banyaknya pelanggan setia Eva Pulut Durian, Ana (22), warga Medan Amplas, menjadi salah satu yang paling rajin mampir. Sudah berkali-kali ia datang ke kios kecil di Jalan Halat itu, demi mencicipi pulut hangat yang dipadukan dengan durian legit pilihan. Ana pertama kali mengenal jajanan ini lewat TikTok, saat secara tidak sengaja menonton video yang memperlihatkan antrian panjang dan sajian pulut durian yang tampak menggoda.

Tak butuh waktu lama baginya untuk memutuskan mencoba. Sekali mencicip, ia langsung jatuh hati.

“Rasanya enak banget, pulutnya lembut, duriannya manis dan nggak amis. Harganya juga masih masuk akal, apalagi porsinya banyak,” tutur Ana sambil tersenyum puas.

Bagi Ana, pulut durian Eva bukan sekadar jajanan, tapi jadi bagian dari rutinitas kecil yang menyenangkan. Kadang ia datang sendiri, kadang bersama teman. Yang jelas, setiap kunjungan ke kios Eva selalu ditutup dengan perasaan kenyang dan puas.

Kini, Eva terus berinovasi. Selain buka secara offline, ia juga mulai melayani pembelian via GrabFood untuk menjangkau pelanggan yang ingin menikmati pulut durian dari rumah. Dan yang paling penting, Eva menegaskan bahwa kiosnya tidak memiliki cabang. “Jadi kalau ke Medan, mampirnya ke Jalan Halat aja ya. Enggak ada di tempat lain,” tegasnya.

Eva menyampaikan sebuah pesan hangat penuh semangat kepada warga Kota Medan dan para wisatawan yang datang berkunjung, jangan lewatkan kesempatan untuk singgah ke kios Eva Pulut Durian yang terletak di Jalan Halat. Kios kecil yang kini menjadi ikon kuliner lokal ini tidak memiliki cabang di mana pun, sehingga hanya di titik itulah kamu bisa merasakan langsung cita rasa otentik dari pulut durian legendaris racikan Eva.

Bagi warga lokal, kios ini sudah seperti tempat nostalgia, kenangan masa kecil tentang pulut hangat yang lengket dan lembut berpadu dengan manis legit durian yang menggoda. Sementara bagi wisatawan, Eva Pulut Durian adalah pengalaman rasa khas Medan yang wajib masuk dalam daftar kuliner yang harus dicoba.

“Harganya tetap terjangkau, tapi rasanya bikin nagih,” ucap Eva dengan percaya diri. Setiap porsi disajikan dengan porsi berlimpah dan kualitas durian terbaik pilihan, menjadikan setiap suapan sebagai kenikmatan yang tak mudah dilupakan. Bagi Eva, kios ini bukan sekadar tempat jualan, melainkan warisan cita rasa yang ia rawat dengan penuh cinta.

Jadi, jika kamu berada di Medan atau merencanakan liburan ke kota ini, Eva Pulut Durian di Jalan Halat adalah destinasi rasa yang tak boleh terlewatkan. Sekali mencicipi, kamu akan paham kenapa banyak orang rela antre hanya untuk menikmati kelezatan sederhana yang penuh cerita ini.

Editor : Chris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut