Gempa Kembar Guncang Tapanuli Utara, Satu Warga Tewas Tertimbun Longsor

TAPANULI UTARA, iNewsMedan.id - Gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 5,5 dan 5,6 mengguncang Tapanuli Utara, Sumatera Utara, pada Selasa, 18 Maret 2025, pukul 05.22.40 WIB dan 05.23.53 WIB. Akibatnya, sejumlah fasilitas umum dan rumah warga mengalami kerusakan, dan seorang warga meninggal dunia tertimbun longsor.
Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Walpon Baringbing mengatakan bahwa korban jiwa adalah Kartini Manalu (70), warga Desa Hutabarat, Kecamatan Pahae Julu.
"Korban meninggal dunia setelah rumahnya tertimbun longsor akibat tebing gunung di dekat rumahnya longsor saat gempa terjadi," kata Aiptu Walpon Baringbing, Selasa (18/3/2025).
Sementara, suami korban, Hulman Hutabarat (67), mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut. "Kedua korban merupakan suami istri dan tinggal satu rumah. Keduanya saat itu sedang tidur di rumah lalu gempa terjadi sehingga tebing gunung yang dekat di rumahnya longsor dan menimpa rumah korban," jelas Walpon.
Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum, antara lain kantor Kepala Desa Pardomuan Nainggolan, bengkel milik Septi Nainggolan, jembatan Siria-ria di Desa Siopat Bahal, jalan lintas Sumatera yang retak di Desa Silangkitang, Indomaret Pasar Sarulla, dan tiang listrik roboh.
"Jumlah total kerusakan fasilitas umum dan pribadi yang terjadi akibat gempa tersebut masih dalam pendataan," ujar Walpon.
Gempa juga menyebabkan tanah longsor yang menimbun jalan lintas Sumatera di beberapa titik, yaitu dua titik di Desa Hutabarat dan satu titik di Desa Lobupining, Kecamatan Pahae Julu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa pertama berkekuatan Magnitudo 5,5 dengan episenter di darat, 19 km tenggara Tapanuli Utara, pada kedalaman 10 km. Gempa kedua berkekuatan Magnitudo 5,6 dengan episenter di darat, 14 km tenggara Tapanuli Utara, pada kedalaman 10 km.
"Kedua gempa ini terjadi dalam rentang waktu 56 detik dengan jarak episenter 9 km," kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sumatera Segmen Toru. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa kedua gempa memiliki mekanisme mendatar (strike slip).
Gempa dirasakan di beberapa daerah, antara lain Tarutung (IV-V MMI), Sibolga, Padang Sidempuan, dan Pinang Sori (III MMI).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Daryono.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, serta memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG," pungkas Daryono.
Kepolisian saat ini masih berada di lokasi kejadian untuk mengendalikan jalan longsor dan mengimbau warga agar tetap waspada.
Editor : Jafar Sembiring