get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasan Basri Sagala Ajak Generasi Muda Lestarikan Budaya Batak

Lestarikan Budaya Tenun dan Batik, Tin Reihani Kenalkan Fashion Modern

Senin, 10 Maret 2025 | 14:53 WIB
header img
Tin Reihani Batubara, pengusaha tenun dan batik yang melestarikan budaya melalui fashion modern. (Foto: iNewsMedan.id/Mayfazri)

MEDAN, iNewsMedan.id - Tin Reihani Batubara (50) tak pernah menyangka bahwa langkah kecilnya di dunia bisnis akan membawanya menjadi pengusaha kain tenun dan batik khas Batak.

Awalnya, ia hanya ingin mencari jalan baru setelah berhenti bekerja sebagai staf keuangan di sebuah majalah. Dengan modal yang terbatas, ia memberanikan diri membuka butik pada tahun 2012, menjual pakaian bermerek dari Mangga Dua dan Tanah Abang.

Namun, perjalanan hidup sering kali menyimpan kejutan. Dari sekadar menjual pakaian, Tin Reihani justru menemukan panggilan yang lebih besar: melahirkan produk yang bukan hanya bernilai estetika, tetapi juga mengangkat budaya kain tradisional Sumatera Utara. Apa yang semula hanya usaha kecil kini berkembang menjadi misi pelestarian warisan leluhur melalui sentuhan kreatifnya dalam tenun dan batik.

"Berawal dari berhenti bekerja kemarin, saya kepikiran untuk buka usaha butik, tapi tidak menyangka bisa melangkah sejauh ini," ungkap Tin Reihani saat ditemui iNewsMedan.id di Galeri Rehani Tenun Batik Batak Melayu di Jalan Tangkul I No. 10B, Siderejo Hilir, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, Selasa (4/3/2025).


Tin Reihani Batubara, pengusaha tenun dan batik yang melestarikan budaya melalui fashion modern. (Foto: iNewsMedan.id/Mayfazri)

Kesadaran untuk memproduksi kain sendiri muncul saat Tin Reihani aktif mengikuti berbagai seminar dan pelatihan. Salah satu momen penting adalah ketika ia menghadiri acara yang diisi oleh Prof. Ritha Dalimunthe dari Cikal USU, sebuah wadah pembinaan bagi pengusaha yang memiliki produk sendiri.

"Kemarin awalnya saya hanya menjadi penjual, bukan produsen, tapi tetap saya mendaftarkan diri menjadi peserta binaan," ungkapnya sambil merapikan kain-kain tenun di galerinya.

Suatu hari, saat mendampingi tamu dari Selatpanjang berkunjung ke Istana Maimun, Tin Reihani tanpa sengaja menemukan kain songket yang dijual dalam kemasan kecil. Kain itu menarik perhatiannya bukan hanya karena keindahannya, tetapi juga karena potensinya untuk dijadikan sesuatu yang lebih dari sekadar lembaran kain tradisional.

"Saya kepikiran, dan muncul di benak saya, bagaimana jika songket ini diolah menjadi pakaian yang lebih modern?," ungkapnya dengan antusias.

Rasa penasaran dan semangat mencoba, Tin Reihan mulai bereksperimen membuat kemeja berbahan songket. Hasilnya di luar dugaan, banyak orang yang tertarik dengan konsep ini. Songket yang selama ini identik dengan kain adat dalam bentuk sarung atau selendang, kini bisa disulap menjadi busana elegan yang tetap mempertahankan nilai tradisional namun terasa lebih fashionable dan relevan dengan tren masa kini.

Melihat peluang ini, Tin Reihani kembali ke Cikal USU dengan membawa contoh produknya dan diterima sebagai anggota. Dari situ, kesempatan semakin terbuka. Ia mulai aktif mengikuti pameran, bergabung dalam berbagai acara dinas pemerintahan, dan memperkenalkan produknya ke lebih banyak orang. Puncaknya, produk baju tenun batiknya terpilih untuk mewakili Kota Medan dalam pameran Apeksi di Kalimantan. Namun, saat itu ia menghadapi kendala besar. Produksi masih terbatas karena belum memiliki alat tenun sendiri.

"Waktu itu menjadi hal yang cukup sulit ya, karena saya masih awal dan belum banyak belajar di bisnis ini, tapi tetap berusaha memberikan hasil terbaik," ujar Tin Reihani sambil merapikan model tenunan di galerinya.

Kesulitan itu justru memicunya untuk belajar lebih dalam. Pada tahun 2013, Tin Reihani mendapat kesempatan mengikuti pelatihan menenun dari Bank Indonesia.

Editor : Chris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut