MUI Medan Inisiasi Tabayun Terkait Tarian K-Pop di Pembukaan MTQ Medan Kota

MEDAN, iNewsMedan.id - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan menginisiasi tabayun terkait kemeriahan pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-58 tingkat Kecamatan Medan Kota yang menjadi viral karena adanya atraksi tarian K-Pop. Acara pembukaan yang digelar pada Sabtu (8/2/2025) tersebut menuai kontroversi karena dianggap tidak sesuai dengan konteks acara keagamaan.
Ketua MUI Kota Medan, H. Hasan Matsum mengatakan bahwa tarian K-Pop tersebut merupakan persembahan dari salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Kota yang mayoritas warganya adalah etnis Tionghoa. Mereka ingin berpartisipasi dalam karnaval pawai pembukaan MTQ yang bersifat nasional.
"Ini boleh jadi mereka tidak paham, karena ingin berkontribusi memeriahkan sesuai apa yang mereka ketahui, padahal itu tidak pas pada saat pembukaan MTQ tersebut," ujar Hasan Matsum usai pertemuan dengan beberapa tokoh Ormas Islam di Kantor MUI Medan, Rabu (19/2/2025).
Camat Medan Kota, Raja Ian Andos Lubis juga telah meminta maaf atas kekeliruan tersebut dan berjanji akan lebih teliti dalam memilih penampilan untuk acara keagamaan di masa mendatang.
"Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas video viral tarian K-Pop saat pembukaan MTQ beberapa waktu lalu," kata Raja Ian Andos Lubis.
Pertemuan tabayun yang dihadiri oleh berbagai tokoh dan organisasi masyarakat ini menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri polemik terkait pembukaan MTQ tersebut. MUI Kota Medan juga akan merumuskan rambu-rambu yang mengatur kegiatan yang sesuai dan tidak sesuai untuk ditampilkan dalam acara pembukaan MTQ di masa mendatang. Rambu-rambu ini akan disampaikan ke setiap kecamatan di Kota Medan sebagai pedoman untuk menjaga keharmonisan.
"Hasil dari pertemuan ini tentu kita harapkan tidak ada lagi komentar-komentar yang menghujat, masalah menyalahkan dan harapan kita ini bisa dipahami sebagai kekeliruan yang betul-betul salah dan khilaf serta kurang teliti dan masyarakat bisa memahami hal tersebut," tegas Hasan Matsum.
Camat Medan Kota mengakui adanya kelalaian dalam pengecekan acara sebelum berlangsung, karena tidak ada gladi resik untuk kegiatan di luar ruangan seperti pawai.
"Saya dan seluruh jajaran di Kecamatan Medan Kota berjanji akan meningkatkan koordinasi dan pengecekan setiap kegiatan agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tandasnya.
Hasil dari Tabayun ini diharapkan dapat memupuk pemahaman dan toleransi di masyarakat, serta menjaga keharmonisan antar warga Kota Medan. Masyarakat diimbau untuk menanggapi situasi ini dengan bijak, mengingat insiden ini merupakan suatu kelalaian yang telah disadari dan akan dibenahi ke depannya.
Editor : Jafar Sembiring