Klaim Asuransi Rp3 Miliar Tak Kunjung Cair, Massa Geruduk Kantor Generali di Multatuli

MEDAN, iNews.id - Salah satu kantor marketing asuransi yang berada di Kompleks Multatuli Kota Medan didemo oleh massa aksi terkait klaim nasabah yang belum dicairkan sejak 2018 lalu hingga saat ini, Kamis (17/3/2022).
Di kantor marketing Komplek Multatuli Medan, Asuransi Jiwa Generali Indonesia, 'Galaxy Team Medan' itu, massa yang menamakan diri Ampera (Aliansi Masyarakat Pembela Rakyat) meminta agar kantor ditutup saja. Selain itu mereka meminta pertanggung jawaban atas klaim nasabah asuransi tersebut bernama Anik (40-an), warga Tanah Karo, Sumut, yang belum juga dicairkan sejak 2018 lalu.
Bukan itu saja, massa juga membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Jangan Percaya Kepada Asuransi Generali' sebab nasabah Ibu Anik telah menjadi contoh nyata, di mana haknya tidak kunjung diberikan.
Dalam aksi itu, nassa juga berusaha menyegel kantor asuransi Generali Galaxy Team di Kompleks Multatuli Medan itu dengan spanduk yang mereka bawa, namun pihak yang mengaku sebagai perwakilan perusahaan asuransi itu merasa keberatan dan melakukan perlawanan.
Setelah beberapa jam melakukan aksi di kantor marketing Asuransi Generali Multatuli Medan, massa melanjutkan aksi di kantor OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Regional 5 Sumatera Bagian Utara. Di kantor OJK itu, massa juga mendesak agar Kepala OJK dicopot dari jabatannya, sebab diduga main mata dengan pihak Asuransi Generali.
Massa juga menyebut akan melakukan aksi menginap di kantor OJK tersebut bila tuntutan mereka tidak diakomodir. Beberapa saat kemudian, pihak OJK Regional 5 meminta beberapa perwakilan pengunjukrasa agar berdialog.
Saat pertemuan, massa meminta agar OJK Regional 5 mau memanggil para pihak, Asuransi Generali, nasabah melalui kuasa hukumnya untuk dipertemukan mencari titik terang permasalahan tersebut. Namun lagi-lagi ditolak dengan alasan harus ada surat permohonan dari pihak nasabah ataupun yang dikuasakan.
Di tempat terpisah, kuasa hukum nasabah, Darmawan Yusuf ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa sampai hari ini pihak Asuransi Generali tidak juga membayar klaim kliennya.
"Sampai hari ini klien saya (Ibu Anik) belum dibayar klaimnya. Generali terus mengelak, tidak pernah mengabari. Pada saat nasabah masuk asuransi itu agensinya bermulut manis, tapi nyatanya tidak ada," kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, ada 5 brand asuransi milik kliennya, dan kelima asuransi menurunkan tim investigasi termasuk Generali untuk melakukan pemeriksaan, namun mengapa hanya Generali yang tidak mencairkan, sedangkan 5 brand lainnya mencairkan, dari kondisi itu tentunya masyarakat dapat menilai, mana asuransi yang benar-benar beretikad baik, tegasnya.
"Generali jangan membuat suatu statemen yang membuat masyarakat jadi gak paham, masyarakat harus dicerdaskan, jangan buat alasan gugatan dihentikan, digugurkan. Biar masyarakat paham, gugatan gugur itu artinya klien saya tidak jadi menempuh upaya hukum ke pengadilan. Jadi belum ada proses persidangan di pengadilan itu masuk ditahap pembuktian maupun menghadirkan saksi-saksi, makanya kapan pun klien saya, setiap saat, bisa mengajukan gugatan ke pengadilan kembali, makanya gugatan gugur itu bisa dianggap belum pernah mengajukan," jelas Pengacara itu.
"Makanya saya dan anak nasabah datang ke Generali Multatuli untuk meminta bantuan agensi sampai keatasannya, jangan sikit-sikit buang ke pusat, saya cuma minta cairkan saja klaim Rp3 miliar rupiah. Soal data yang dibilang Generali tidak sesuai, itu dibuka saja ke publik, mana yang tidak sesuai itu, biar masyarakat tahu, kan klien saya juga yang minta dibuka saja, jadi gak ada masalah," tutup Darmawan.
Sebelumnya, beberapa lembaga masyarakat seperti dari Ampuh (Aliansi Masyarakat Peduli Hukum) telah menyuarakan ini, dan kini dilanjutkan dari Ampera. Sedangkan dari pihak Generali sebelumnya telah pula menjawab, dengan mengatakan ada data yang tidak sesuai dari nasabah.
Bahkan hingga menyebut sudah diproses di pengadilan. Namun sepertinya apa yang disampaikan Generali itu terkesan mengada-ada, sebab tidak berani membuka ke publik (mana informasi yang tidak sesuai), dan yang diproses pengadilan itu sebenarnya asuransi Ibu Anik yang syariah, bukan yang konvensional, yang saat ini dituntut.
Kembali ke pihak OJK, melalui beberapa perwakilan, salah satunya Wiler Manurung mengatakan hampir sama dengan pihak Generali, persoalan tersebut sedang berproses di pengadilan, namun ketika ditimpali massa, perwakilan OJK itu terlihat diam dan mundur, hingga mengajak massa kembali masuk berdialog, tetapi akhirnya tidak didapat kesepakatan, sebab OJK selalu mengatakan bisa memproses pengaduan masyarakat harus ada surat pengajuan.
Diketahui sebelumnya, Ibu Anik masuk asuransi Generali sejak 2018 lalu sekitar Mei, dan lima bulan kemudian (Oktober 2018), divonis penyakit kanker kritis. Atas dua produk asuransi yang diambil Ibu Anik di Asuransi Jiwa Generali Indonesia itu, seharusnya nasabah mendapat manfaat asuransi sebesar Rp 3 miliar.
Namun hingga saat ini sekira 3 tahun lebih klaim tak kunjung diberikan Asuransi Generali. Padahal nasabah Asuransi Jiwa Generali Indonesia itu (Ibu Anik), yang masuk melalui marketing Galaxy Team Medan (Generali Multatuli) telah membayarkan premi selama 16 bulan, per bulannya 10 juta rupiah sehingga menjadi Rp160 juta. Dari kondisi itulah sejumlah elemen masyarakat membantu Ibu Anik untuk mendapatkan haknya, sebagai kontrol sosial.
Editor : Odi Siregar