SGN Libatkan Masyarakat Menjadi Petani Tebu
Sebagai bagian dari pencapaian kemandirian pangan Menteri Koordinator Pangan mengharapkan sinergi dengan pemerintah daerah setempat dengan melibatkan masyarakat bertani tebu. Disamping memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan juga akan membantu tercapainya swasembada gula.
"Saya tadi juga mengajak Bupati dan anggota DPR untuk mendata wilayah yang cocok tanaman tebu di mana saja karena sangat menguntungkan. Di Sumatera Utara saja perlunya 150 ribu ton belum ditambah Aceh kan Aceh itu 150 ribu, kita baru 30 ribu. Jadi kurangnya banyak ya jadi sangat menguntungkan. Kita mengajak nanti yang cocok hanya untuk tebu. Kita ajak masyarakat kerjasama perusahaan dapat bahan baku supaya dapat keuntungan yang berlipat lipat," harap Zulkifli Hasan.
Sementara itu Mahmudi menyebut rencana untuk pertambahan luasan lahan tebu diantaranya melalui kerjasama dengan petani tebu rakyat.
"Saat ini luas lahan tebu kita di 6,2 ribu hektar. Nantinya tahun 2027 kita sudah merencanakan di 9 ribu hektar tersebar di Kuala Madu dan Semayang. Kita juga ditugaskan memperluas tebu rakyat. Sudah berkomunikasi dengan Bupati Langkat dan Bupati Binjai. Nanti akan kita coba follow up untuk lebih mempercepat lagi tugas yang diberikan," jelas Mahmudi.
Ganti Varietas untuk Genjot Produktivitas
Menurut Mahmudi varietas tebu yang saat ini di kebun Kwala Madu merupakan jenis varietas lama dan perlu dilakukan penggantian varietas baru sehingga ada peningkatan produktivitas gula.
"Varietas yang ada sekarang adalah varietas BZ. Itu varietas yang sudah ditinggal di masa lalu. Nah, sekarang kita akan menggunakan varietas Nusantara. Kemudian nanti akan kita introduksi di Sumatera Utara ini, tahun ini kita sudah 600 hektar untuk kemudian introduksi varietas baru yang ada di wilayah 2025 kedepan. Tahun 2025 ini meningkat produksinya, yang kemarin hanya 13ribu ton, tahun ini Insya Allah kita 21ribu ton gula," ungkap Mahmudi lebih lanjut.
Pihaknya menyebut pergantian varietas tersebut akan meningkatkan produktivitas, yang saat ini di 70 ton per hektar nanti akan meningkat menjadi 85 ton per hektar, demikian juga dengan rendemen yang juga akan ada peningkatan yang saat ini di 6,5% menjadi setidaknya 8%.
"Penggantian varietas diharapkan ada peningkatan signifikan, yang artinya tiga tahun kedepan, tahun 2027 kita ditugaskan untuk memproduksi gula dua kali lipatnya," pungkasnya.
Editor : Odi Siregar