get app
inews
Aa Text
Read Next : Hasto Kristiyanto Jadi Tersangka KPK, Forum Kader Senior PDIP Sebut Ada Politisasi

MAKI Kawal Kasus Tol Cisumdawu, yang Ditangani Kejari Sumedang

Sabtu, 28 Desember 2024 | 16:42 WIB
header img
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman. (Foto: Istimewa)

Boyamin mengatakan, MAKI memberikan peringatan kepada para pihak yang memperkarakan BTN untuk menghentikan tekanan yang tidak bertanggung jawab. Bahkan, MAKI berencana melaporkan para pihak tersebut kepada Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan sangkaan menghalangi penegakan hukum perkara korupsi.

“Bank BTN telah benar tidak mencairkan uang ganti rugi sebelum adanya putusan incracht perkara korupsinya dan justru akan menerima risiko hukum apabila mencairkan uang ganti rugi sebelum adanya putusan incracht. Bank BTN tidak boleh tunduk atas ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut,” tegas Boyamin.

Dalam persidangan perkara dakwaan korupsi Tol Cisumdawu pada 12 Desember 2024, terdapat lima orang terdakwa, yakni H. Dadan Setiadi Megantara (Pemilik lahan di Desa Cilayung), Agus Priyono (Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Sumedang) yang pada saat itu bertugas sebagai Ketua Satgas B Pelaksana Pengadaan Tanah (P2T) Tol Cisumdawu, Atang Rahmat (Mantan Anggota Tim P2T), Mono Igfirly (Pejabat Kantor Jasa Penilai Publik/KJPP), dan Mushofah Uyun (Mantan Kepala Desa Cilayung).

Menurut dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum Kejari Sumedang dalam persidangan yang dipimpin ketua majelis Panji Surono, kasus ini bermula pada tahun 2019-2020 saat dilaksanakan pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Cisumdawu seksi 1 di Desa Cilayung, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Terhadap pengajuan ke sembilan bidang tanah tersebut telah diketemukan adanya perbuatan melawan hukum berupa Pengalihan Hak Kepemilikan setelah adanya Penetapan Lokasi berdasarkan Keputusan Gubernur No 620/Kep-824-Sarek/2005 tanggal 29 Agustus 2005 tentang penetapan lokasi Pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan.

Di sisi lain, terdapat dugaan manipulasi data hak kepemilikan dan dugaan penilaian ganti kerugian yang tidak wajar berupa mark up, dimana lahan dinilai Rp6 juta per meter padahal harga pasaran yaitu sekitar Rp1juta hingga Rp3 juta, sehingga diduga kerugian negarasetidaknya mencapai Rp130 miliar.

Boyamin menjelaskan, pada bulan Juli 2024, MAKI telah mendatangi Kejari Sumedang untuk memberikan dukungan penegakan hukum perkara korupsi tersebut. Berdasarkan informasi, saat ini Jaksa Penuntut Umum Kejari Sumedang tengah mengupayakan izin penyitaan atas UGR kepada Ketua Pengadilan Negeri/Tipikor Bandung.

Dalam situasi ini MAKI mengimbau semua pihak untuk menghormati proses persidangan yang sedang berlangsung dan tidak melakukan tekanan yang justru akan menjerumuskan pihak-pihak lain termasuk BTN untuk melanggar hukum.

“Putusan pengadilan bisa saja merampas semua uang ganti rugi atau hanya sebagian yang akan diberikan kepada yang berhak atas uang ganti rugi tersebut,” ucap Boyamin.

Editor : Chris

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut