MEDAN, iNewsMedan.id - Aflah Fajari, seorang pemuda kelahiran 1998 yang pernah menjadi korban erupsi gunung, kini menjelma menjadi sosok pemimpin yang menginspirasi banyak orang di sekitarnya.
Tepat pada tahun 2010, erupsi Gunung Sinabung mengakibatkan dampak yang merugikan bagi warga sekitar. Salah satunya Aflah Fajari dan keluarganya.
Bencana tersebut memaksa mereka untuk tinggal di posko pengungsian selama kurang lebih 3 tahun dan menghadapi berbagai tantangan dalam pemulihan hidup setelah mengalami kehilangan yang cukup besar.
Namun, hal itu tidak menjadi penghalang bagi Aflah untuk mengejar mimpi-mimpinya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikannya dan menyandang gelar Sarjana Agroteknologi di Universitas Sumatera Utara tahun 2016 lalu.
Dirinya tidak hanya lulus sebagai mahasiswa biasa, Aflah banyak mendapatkan penghargaan lomba karya tulis ilmiah yang dihasilkannya bersama teman-temannya hingga berkesempatan untuk mengunjungi beberapa negara, salah satunya adalah Taiwan.
Pengalamannya sebagai salah satu korban dari dampak erupsi Gunung Sinabung memberikannya inspirasi untuk membangun sebuah komunitas relawan pendidikan yakni, Rumah Internet (Rumnet).
Komunitas kerelawanan yang didirikan pada 1 Juni 2019 oleh Aflah ini bergerak dalam bidang Pendidikan, Literasi, Teknologi serta Pemberdayaan Masyarakat.
Tidak berhenti sampai disitu, Aflah dan teman-temannya juga turut mendirikan sebuah Yayasan sosial yang diberi nama Yayasan Muda Satu Abdi.
Yayasan ini telah mendapatkan izin resmi dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada 11 Agustus 2023.
Hingga kini, Rumah Internet (Rumnet) aktif dalam kegiatannya di Desa Binaannya, yaitu Dusun XV Kurandak dan Desa Kuala Besar.
Adapun para relawan yang berpartisipasi juga merupakan mahasiswa-mahasiswi dari berbagai kampus yang yang ada di Sumatera Utara.
Sebagai salah satu generasi pemuda yang memiliki jiwa sosial tinggi, Aflah juga turut menyampaikan pesannya kepada generasi muda lain.
“Ingatlah prinsip rantai kehidupan, karena rantai itu bisa dikatakan sebagai rantai ketika dia menyambung antara satu bagian dengan bagian yang lain. Lalu ketika orang itu bersatu dengan orang orang lainnya maka kita akan menjadi sebuah rantai,” jelas Aflah.
“Saya mengajak kamu untuk berbuat baik, saya akan mendapatkan pahala dan kamu juga akan mendapat pahala," sambungnya.
"Dan jika kamu mengajak orang lain, maka saya akan mendapatkan pahala, kamu mendapatkan pahala, dan orang lain itu juga akan mendapatkan pahala. Oleh karena itu, kita disini sudah menjadi rantai dan rantai itu jangan sampai terputus di kita saja,” tambah Aflah.
Sosok Aflah Fajari dapat menjadi teladan karena semangat juang dan kerja kerasnya.
Meskipun harus melewati tantangan yang besar sebagai salah satu korban dampak erupsi Gunung Sinabung, hal itu tidak menghambat Aflah untuk menjadikannya seorang Pemimpin yang menginspirasi banyak orang yang di sekitarnya.
Editor : Chris