Kisah Gofar Hilman Temukan Kebahagiaan di Tengah Badai Fitnah

JAKARTA, iNewsMedan.id - Gofar Hilman pernah dituduh melakukan pelecehan terhadap perempuan pada tahun 2022 silam. Ia pun mengalami cancel culture akibat hal tersebut.

Gofar Hilman baru-baru ini membagikan pengalamannya menghadapi cancel culture akibat tuduhan pelecehan tersebut. Dalam podcast YouTube CURHAT BANG Denny Sumargo, Gofar mengungkapkan bahwa ia mengalami banyak kerugian materiil akibat tuduhan itu.

Baca Juga

Tertuduh Pelaku Pelecehan, Gofar: Kok Keluarga Gue Ikut Diserang

Di mana, kontrak kerja tiba-tiba batal dalam waktu kurang dari 24 jam setelah tuduhan tersebut muncul. Akibatnya, pria berusia 41 tahun itu mengalami kerugian sekitar Rp10 miliar.

"Lumyan cuy (sekitar Rp10 Miliar), benaran yang kontrak batal atau yang akan kontrak tapi nggak jadi, mentalnya kusut juga cuy," ujar Gofar, Senin (7/10/2024).

Tuduhan tersebut, tambah Gofar, salah satu ujian terberat dalam hidupnya. Pada saat itu, ia harus menerima hujatan netizen se-Indonesia, karena banyak yang percaya dirinya melakukan pelecehan itu. 

"Kayaknya itu salah satu yang paling parah ya, tiba-tiba orang besok narik kerjaan, nggak sampe 24 jam," kata dia.

Selain pekerjaan, dia juga harus kehilangan beberapa teman dekat yang mengecam tindakan pelecehan tersebut meski akhirnya tak terbukti. Gofar didepak dari bisnis yang dibangun bersama sahabat-sahabatnya lantaran dinilai sebagai sosok problematik.

"Gue sekarang lebih ke ya sudah aja, bagaimana pun toko itu yang membesarkan nama gue juga, gue juga pernah bersenang-senang disitu juga, ada cerita dihidup gue disitu juga jadi sih gue kalau ada yang kayak gitu jadi ketawa," tuturnya.

Kekasih Cupi Cupita ini kemudian menjelaskan titik balik dirinya berdamai dengan keadaan. Baginya, keikhlasan seseorang mencapai tahap tertinggi jika sudah bisa menertawakan seberat apapun masalahnya.

"Kan level ikhlas orang menurut gue yang paling tinggi ketika bukan melupakan masalah, tapi ketika menertawakan masalah. Kalau sekarang sih gue udah ngetawain itu," ujarnya.

Editor : Odi Siregar