NIAS, iNewsMedan.id - Pulau Sarangbaung, yang dulunya ramai dihuni, kini berubah menjadi pulau yang seperti pulau hantu. Puluhan rumah kosong ditinggalkan pemiliknya begitu saja. Rumah-rumah tersebut terbengkalai seperti tempat bernaungnya hantu.
Selain puluhan rumah kosong, fasilitas umum yang terbengkalai menjadi saksi bisu dari peristiwa gempa dahsyat yang mengguncang Nias pada tahun 2005.
Menurut penuturan warga setempat Eka Kurniawan Telaumbanua, penduduk Pulau Sarangbaung memilih meninggalkan pulau yang indah ini karena trauma akan gempa dan tsunami.
Mereka berharap bisa memberikan kehidupan yang lebih baik bagi anak-anak mereka dengan pindah ke daerah yang lebih aman dan memiliki fasilitas pendidikan yang lebih lengkap.
"Dulu, pulau ini sangat hidup. Tapi setelah gempa, semua berubah," ungkap Eka Kurniawan Telaumbanua, salah seorang warga Nias Utara.
Meskipun demikian, keindahan alam Pulau Sarangbaung tetap memikat banyak pengunjung. Pulau ini kini menjadi destinasi wisata yang populer bagi mereka yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asli.
Aswin Halawa, salah seorang keturunan penduduk Pulau Sarangbaung mengatakan alasan meninggalkan Palau itu bukan karena takut gempa atau tsunami yang kemungkinan terjadi, melainkan untuk lebih mensejahterakan generasi berikutnya termasuk pendidikan.
"Karena dulu di Pulau kita hanya sampai jenjang Sekolah Dasar saja yang terfasilitasi," ujar Aswin.
Hingga saat ini, Pulau Sarangbaung menjadi tempat destinasi wisata yang banyak dikunjungi. Pulau ini memiliki sebuah keindahan tersendiri yang identik dengan ketenangan dan keasyikannya.
Untuk menuju Pulau Sarangbaung ini, dari daratan Kecamatan Sawo (Pulau Nias) menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan dengan menggunakan Speedboat.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta