MEDAN, iNewsMedan.id - Pernahkah berpikir, seorang panglima perang, pejuang tangguh seperti Khalid bin Walid pun merasakan penyesalan karena kurang membaca Alquran karena dia begitu fokus pada perang jihad.
Beliau, yang telah mengorbankan segalanya untuk Islam termasuk jihad, masih merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Ini menunjukkan betapa pentingnya Alquran dalam kehidupan seorang muslim.
Mari renungkan, apakah kesibukan Muslim saat ini sudah seimbang dengan perhatian terhadap Alquran?
Sering terdengar alasan sibuk jadi penghalang untuk belajar agama. Padahal, bahkan pahlawan perang seperti Khalid bin Walid pun menyesal karena kurang membaca Alquran. Kesibukannya berjihad saja tak menghalangi perasaannya untuk ingin lebih dekat dengan Alquran.
“Benar-benar jihad fii sabilillah telah menyita waktuku untuk bisa membaca Al-Quran“. (Atsar ini diketengahkan oleh Ibnu abi Syaibha dalam al Mushonnaf (X:552), Ibnu a’Asaakir dalam Tarikhnya (XVI:250).
Atsar ini sebenarnya lemah, tetapi karena adanya jalur pendukungnya menjadikan atsar ini hasan atau sahih. Atsar ini dinyatakan sahih oleh al Haitsami dalam Al-Majmu’ (IX:350) dan al Hafizh dalam Matholibul ‘Aaliyah (XVI:314)]
Subhanallah, bahkan pahlawan perang sehebat Khalid bin Walid pun merasa menyesal karena kurang membaca Alquran. Padahal, beliau sedang berjuang di jalan Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya Alquran bagi seorang muslim, bahkan bagi mereka yang sangat sibuk.
Khalid bin Walid tetap merasa perlu untuk meningkatkan kualitas ibadah baca Alqurannya. Ini menunjukkan betapa pentingnya menyeimbangkan antara ibadah fisik dan ibadah hati.
Wallahualam Bissawab
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta