ACEH, iNewsMedan.id - CV Bintang Tani Andalan menyalurkan 125 ton benih padi Inbridra varietas Inpari 32 di kawasan Aceh Tenggara, Provinsi Aceh. Benih padi ini dapat memenuhi lahan seluas 5.000 hektare.
Direktur CV Bintang Tani Andalan, Riki Handoko, mengatakan program Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ini merupakan aspirasi dari Anggota Komisi IV DPR RI, M Salim Fakhry.
"Kita berharap bisa ikut membantu penyediaan benih padi untuk wilayah Aceh dan Sumut yang dimulai dari Aceh Tenggara. Hal ini agar para petani dapat menggunakan benih untuk pertanaman pada musim tanam 2024 sehingga dapat meningkatkan produktivitas perhektarenya, baik kelompok tani di Aceh Tenggara," ucap Handoko.
Bibit padi sebanyak 125 ton ini tiba pada panen raya jagung di Lawe Disky, Babul Makmur Tenggara, Rabu (17/7/2024) kemarin. Turut dihadiri oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Ir Suwandi dan M. Salim Fakhry dalam kegiatan reses terakhirnya.
Iswandi dalam pernyataannya meminta petani dan penyuluh melakukan percepatan tanaman padi dengan jarak tanam ke panen maksimal 14 hari. Kemudian, mengganti tanaman jagung jika lokasi tanam padi bermasalah karena alasan air.
"Pesan pak Menteri, Mohon Aceh melakukan percepatan tanam, jarak tanam ke panen maksimal 14 hari, mohon pompa-pompa yang diberikan pak menteri untuk percepatan tanam padi. Daerah-daerah yang tak pas tanam padi karena air tolong tanam jagung di Aceh Tenggara ini 24 ribu hektare," ujar Suwandi.
Sementara itu, Salim Fakhry menyatakan telah masuk bibit padi ke Aceh Tenggara sekitar 125 ton. Sehingga padi dan jagung bisa digunakan maksimal oleh para petani.
"Harapannya Aceh Tenggara bisa lebih baik ke depannya," kata Salim Fakhry.
Seorang petani yang menerima bibit padi, Wiwi Br Simorangkir berharap sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia harganya lebih tinggi daripada makanan pokok yang lain.
"Bibit padi ini adalah yang pertama kali diterima oleh petani, kami memang dominan menanam jagung tapi karena kami juga menanam padi, saya berharap kalau bisa mulai pupuk, anti gulmanya kalau bisa janganlah terlalu tinggi harganya," ujar Wiwi.
Editor : Odi Siregar