SAMOSIR, iNewsMedan.id - Kisah Inspratif, Johan Vylvius Rajaguguk, pemuda dari Desa Nainggolan, Samosir, Sumatera Utara, menorehkan kebanggaan bagi keluarganya.
Johan Vylvius Rajaguguk berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasar Prestasi, SNBP 2024 dan diterima di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia.
Kebahagiaan Johan tak berhenti di situ. Dia mendapatkan beasiswa Uang Kuliah Tunggal (UKT) 0, sehingga bisa berkuliah di UGM tanpa dipungut biaya, alias gratis. Beasiswa ini menjadi bukti nyata tekad dan kerja keras Johan dalam meraih mimpinya.
Sejak kecil, Johan bercita-cita untuk mengenyam pendidikan tinggi. Ia yakin bahwa pendidikan adalah kunci untuk memutus rantai kemiskinan di keluarganya.
Meski terlahir dari keluarga petani sederhana, Johan tak pernah patah semangat. Ia selalu rajin belajar dan berusaha keras untuk mendapatkan prestasi gemilang di sekolahnya.
Orangtua Johan yakni Sindak Manahara Rajaguguk (44) dan Tiurma Lumban Raja (37) merasa bangga dengan putranya.“Ini mimpi Johan, saya senang mendengar itu. Kami orang tua ini hanya selalu berdoa untuk keberhasilannya,” ucap Sindak Manahara.
Sindak Manahara mengatakan, dia dan istri hanya lulusan SMP saja. "Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” paparnya.
Pasangan pasutri ini selama ini memang bermimpi bisa menyekolahkan semua anaknya hingga bangku perguruan tinggi. Melihat anak-anak mereka bisa diwisuda di kampus-kampus terbaik di Indonesia.
Dengan mimpinya itu, Sindak sesungguhnya mengaku memiliki kekhawatiran. Ia sadar hanya petani yang menggarap sawah warisan orang tua tak seberapa. Di saat musim penghujan menanam padi dan di musim kemarau menanam jagung.
Begitulah kebiasaanya dalam bertani selama ini. Penjualan hasil panen pun tidak seberapa, dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah.
“Memang yang selalu terpikir adalah untuk bisa menguliahkan anak. Biayanya kan tidak sedikit. Saya pun pada akhirnya mendorong Johan untuk tekun dan giat belajar agar mendapat nilai baik selama sekolah,” ucap Sindak.
Sindak meyakini jika manusia mau berusaha yang terbaik tentu ada jalan. Untung, katanya, Johan anak yang penurut yang akhirnya rajin dan berkemauan kuat belajar.
Melansir laman UGM, disebutkan di tengah keterbatasan fasilitas di desanya, Johan tak gentar. Ia terus mengasah kemampuannya dan mengikuti berbagai perlombaan, baik akademik maupun non-akademik.
Kegigihan Johan membuahkan hasil. Ia berhasil menorehkan prestasi di berbagai bidang, seperti juara 1 pantomim di FLS2N tingkat kecamatan, juara 2 lomba kriya di Festival Kebudayaan Kabupaten Samosir, dan meraih Grade A di USU Student Olympiad.
Prestasi-prestasi ini mengantarkan Johan pada gerbang UGM. Ia memberanikan diri untuk mendaftar SNBP UGM, meskipun sempat diliputi keraguan dan rasa pesimis.
Tekadnya semakin kuat ketika ia dihadapkan dengan keraguan orang tuanya yang lebih menginginkan Johan menempuh pendidikan di sekolah kedinasan.
Johan meyakinkan orangtuanya dengan berjanji untuk mencari beasiswa agar tidak membebani mereka. Keyakinan dan usahanya terbayar lunas. Johan dinyatakan lolos SNBP UGM dan mendapatkan UKT 0.
Johan memilih Prodi Ilmu Ekonomi FEB UGM, dengan mimpi besar untuk menjadi pengusaha di bidang fashion. Ia terinspirasi dari mata pelajaran ekonomi yang digemarinya sejak SMA.
Johan yakin bahwa UGM akan menjadi tempatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengasah kemampuannya. Ia bertekad untuk meraih kesuksesan dan membahagiakan orang tuanya.
Kisah Johan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan keyakinan, mimpi besar dapat diraih, bahkan dari desa kecil sekalipun.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta