JAKARTA, iNewsMedan.id - Cerita penjual spanduk pecel lele menjadi jutawan ini menarik untuk diketahui. Mengingat, spanduk dengan beragam bentuk dan gambar hewan yang kerap terlihat di pinggir jalan ini terlihat sederhana.
Trisno, pelaku usaha penjual spanduk pecel lele dan seafood mengungkapkan, usaha yang dilakoninya berawal dari coba-coba. Namun, usaha tersebut menjadikannya seorang jutawan.
"Mulai dari tahun 2016, awal mulanya bikin spanduk buat sendiri untuk jualan pecel lele, awalnya untuk sendiri. Memang ada yang sudah jual, tapi saya coba-coba aja. Sekarang Alhamdulillah jadi usaha," kata Trisno di gedung iNews Tower, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Untuk menghasilkan bentuk-bentuk hewan, Trisno mengungkapkan dia melukis dengan bentuk yang sebelumnya sudah dicetak di atas kertas. Kemudian, membuat sketsa menggunakan pensil sebelum menggoreskan cat di atas kanvas spanduk pecel lele.
"Cara buatnya itu awalnya diprint dulu gambarnya satu-satu terus disketsa pakai pensil. Jadi buat contoh saja, bukan spanduknya yang diprint. Karena kita desain dulu pakai komputer terus dikirim ke yang pesan, kalau cocok baru kita eksekusi," ujarnya.
Menariknya, spanduk pecel lele dan seafood yang dibuat oleh Trisno menggunakan warna cerah dan tidak sesuai dengan warna asli dari hewan tersebut. Menurutnya, itu dilakukan untuk menarik perhatian calon pengunjung dan terlihat cerah saat malam hari.
"Ini kita pakai cat sablon. Kalau warna sih biar menarik perhatian. Warna-warna terang ini kalau kena cahaya dari dalam itu jadi berkilau dari luar. Jadi dari jarak sekitar 100 meter sudah bisa terlihat," tuturnya.
Soal pesanan, Trisno mengaku sempat mendapat pesanan dengan gambar yang unik. Tapi, itu tetap dilayani karena menjadi rezeki dan menjadi tantangan baginya untuk lebih lihai dalam menggambarkan sesuatu.
"Ada request juga, kadang-kadang permintaannya aneh-aneh. Ada yang minta gambar kartun Upin & Ipin, spongebob, dan lain-lain. Tapi itu untuk spanduk pecel lele," katanya.
"Saya pernah bikin spanduk untuk orang jual tanah, kita kirim ke Kalimantan. Tapi gambarnya itu buaya, tulisannya 'Tanah Ini Dijual'. Gambarnya itu cuma satu buaya panjangnya 5 meter," ujarnya.
Untuk penghasilan, Trisno mengungkapkan dia bisa meraup pendapatan hingga Rp45 juta sebulan. Tapi, itu bisa didapatkannya apabila dalam satu bulan tidak beristirahat atau mengambil hari libur.
"Pokoknya sehari kita bisa bikin 10 meter, itu untuk satu warung. Biasanya kan depan itu 5 meter, samping kanan kiri itu masing-masing 2,5 meter. Kita juga gak ada libur, dan kerjainnya berdua sama istri saja," katanya.
"Kalau untuk spanduk pecel lele 10 meter itu Rp1,5 juta, sudah tinggal pasang. Biasanya kan ada list-nya tuh hijau, nah harga itu sudah termasuk itu dan jahitnya. Sebulan itu bisa dapat Rp45 juta," tuturnya.
Saat ini, kata Trisno, dia memiliki banyak pesanan yang sedang menunggu. Bisnis membuat spanduk pecel lele dan seafood tidak akan redup. Mengingat pelanggannya mulai dari Sabang sampai Merauke.
"Sekarang fokusnya bikin spanduk pecel lele dan seafood saja, karena pelanggan semakin banyak setiap tahunnya. Ini antrean juga masih sekitar 40 pesanan. Saya kirim ke seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Itu pesanan paling jauh ke Papua, ongkos kirimnya itu Rp150.000 per kilo," katanya.
Editor : Odi Siregar