Penelitian ini lanjut dr Arya, menunjukkan bahwa pengobatan luka menggunakan daun sirih cina akan lebih murah 10-15% dibandingkan dengan obat yang memiliki manfaat serupa. Potensi pengembangan sangat besar, mengingat bahan bakunya tersedia melimpah dan dapat dipasarkan di dalam negeri.
"Namun, pengembangan produk harus melalui proses yang etis, termasuk persetujuan dari pasien dan tidak merusak lingkungan," terangnya.
Dr. Arya menekankan pentingnya menggunakan krim atau gel untuk pengobatan luka karena kadar airnya yang cukup dibandingkan salep yang lebih banyak mengandung minyak. Selain itu, penelitian ini akan didaftarkan terlebih dahulu ke HAKI, mengingat ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan di bidang ini.
Hasil penelitian Dr. Arya telah dipresentasikan pada Konferensi Tahunan European Wound Management Association (EWMA) di London pada bulan Mei lalu.
Terobosan pemanfaatan daun sirih cina untuk penyembuhan luka bakar memberikan harapan baru dan menunjukkan bahwa inovasi dapat membuka jalan untuk masa depan yang lebih sehat.
" Dengan potensi besar untuk dikembangkan dan dipasarkan, penelitian ini tidak hanya membawa nama Indonesia ke panggung global tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap evolusi perawatan medis di seluruh dunia," pungkasnya.
Editor : Ismail