NIAS, iNewsMedan.id - Kisah pilu pria disabilitas jadi tulang punggung keluarga menggugah empati warga di Desa Hilihoro, Kecamatan Bawolato, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Pria bernama Fatinasokhi Bawamenewi (50) itu berjuang seorang diri merawat kedua anaknya, Judika Rahmat Bawamenewi (11) dan Iren (9).
Fatinasokhi bertahan hidup sejauh ini bersama kedua anaknya dari sumbangan warga yang ringan tangan memberi sedekah. Meski serba kekurangan, kedua anaknya itu masih bisa bersekolah. Keduanya kini kelas 3 dan kelas 2 SD.
Istrinya telah meninggal dunia pada tahun 2022 atau sekitar 2 tahun lalu. Sejak itu, segala urusan rumah ia selesaikan dengan keterbatasannya, mulai dari memasak, menyuci dan sebagainya, dilakukan dengan terlebih dahulu meraba untuk memastikan ke akuratan yang dia ambil.
"Saya terpaksa melakukan ini semua, karena jika bukan saya maka tidak ada orang lain yang mengerjakannya. Istri saya 2 tahun lalu meninggal, dan saat ini saya tinggal bersama kedua anak," katanya, Kamis (2/5/2024).
Fatinasokhi mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah baik bantuan langsung tunai maupun Program Keluarga Harapan (PKH).
"Jika pemerintah mau peduli dan memperhatikan kami, saya sangat berterimakasih," ucapnya penuh harap.
Tetangga Fatinasokhi, Ramiati Lase mengaku ikut prihatin dengan nasib yang dialami tetangganya itu. "Terkadang dia jatuh saat berjalan karena keterbatasan yang ia miliki. Sangat prihatin, dia tidak bisa bekerja hanya mengharapkan sumbangan warga, anaknya juga sedang sekolah," ungkap tetangganya itu.
Kata dia, Fatinasokhi Bawamenewi selalu datang ke Pasar Bawolato setiap hari Sabtu. Sejauh ini ia belum pernah sakit.
"Jika ia sakit dan tidak bisa ke pekan meminta sumbangan kepada yang ringan tangan, maka dia bersama anak-anaknya tidak makan," katanya.
Editor : Odi Siregar