get app
inews
Aa Text
Read Next : Kembalikan Keagungan Masa Lalu, Nippon Paint Revitalisasi Istana Maimun Medan

Keindahan Masjid Kuning di Kota Medan, Peninggalan Kesultanan Deli yang Berdiri sejak 1854 Masehi

Jum'at, 19 Januari 2024 | 11:00 WIB
header img
Masjid Raya Al-Osmani di Pekan Labuhan, Kota Medan. (Foto: Wikipedia)

MEDAN, iNewsMedan.id - Keindahan Masjid Raya Al-Osmani atau Masjid Kuning menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).

Masjid ini berdiri sejak 1854 Masehi dan diklaim sebagai yang tertua di Medan. Lokasi masjid berada di Jalan Komodor Laut Yos Sudarso KM 17,5, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan.

Masjid peninggalan Kesultanan Deli yang memiliki ornamen dari 5 kebudayaan ini menggambarkan Islam sebagai agama yang terbuka bagi seluruh umat manusia.

Masjid Kuning didirikan tahun 1854 oleh Sultan Osman Perkasa Alam, sultan ketujuh yang memimpin Kesultanan Deli. Masjid ini awalnya hanya berukuran 16 x 16 meter yang keseluruhan bangunannya terbuat dari kayu.

Namun, setelah mangkatnya Sultan Osman Perkasa Alam, masjid raya ini direnovasi menjadi bangunan permanen oleh anak beliau, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam mulai 1870 sampai 1872 Masehi dan kemudian terus dilakukan perbaikan hingga menjadi bangunan seperti sekarang.

Masjid Al-Osmani dulu digunakan sebagai tempat ibadah sultan dan pusat kegiatan keagamaan. Fungsinya masih sama sampai sekarang.

Sementara itu bangunan era kerajaan sudah rata dengan tanah dan dibangun sekolah yang sekarang bernama Yayasan Pendidikan Islam (Yaspi).

Masjid Raya Al-Osmani memiliki perpaduan arsitektur 5 kebudayaan. Mulai dari timur tengah yang terlihat pada kubah persegi delapan, arsitektur india yang tampak pada ukiran tiang, arsitektur China yang terlihat pada setiap pintu masjid, melayu dan juga spanyol yang dilihat dari warna dan desain bangunan.

Terdapat 3 pintu utama berukuran besar di masjid ini. Selain punya perpaduan budaya pada arsitekturnya, di dalam masjid megah ini juga dapat melihat sebuah mimbar antik terbuat dari kayu ukir yang digunakan khatib untuk berkhotbah.

Di belakang masjid terdapat sebuah bedug tua peninggalam zaman Sultan Osman Perkasa Alam yang masih utuh. Namun, bedug ini sekarang hanya jadi pajangan saja, tidak ditabuhkan lagi.

Sementara itu di area depan dan samping kiri masjid terdapat Kompleks Pemakaman Keluarga Sultan Deli.

Masjid Al Osmani terus hidup dengan kegiatan ibadah. Pada Ramadhan seperti sekarang, malam hari diramaikan dengan shalat tarawih, tadarus Alqur’an, berbuka puasa bersama dan memperingati malam Nuzul Qur’an.

Pada setiap Kamis di bulan suci, Masjid Al-Osmani punya tradisi menggelar buka puasa bersama dengan bubur pedas. Ini sekaligus melestarikan masakan tradisional yang menjadi santapan favorit Sultan Melayu di bulan puasa.

Editor : Odi Siregar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut