MEDAN, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari seorang mahasiswi yang meraih gelar cumlaude di Universitas Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Nommensen Kota Pematang Siantar.
Tak terduga, orang tua Septiana, Priskely Pasaribu dan Boru Sihaloho, mengalami disabilitas tunanetra. Melalui akun Facebooknya, Septian Pasaribu berbagi kisahnya hingga mencapai posisi saat ini.
Sebagai anak dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, Septian awalnya ragu untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Meskipun orang tuanya tunanetra, Septian dengan bangga memandang orang tuanya.
"Selama hidup saya, saya tak pernah melihat kondisi tunanetra orang tua saya sebagai suatu kekurangan. Saya menghargai semuanya apa adanya," ujar Septian.
Momen emas dalam hidupnya terjadi ketika dia berhasil membawa kedua orang tuanya menyaksikan kelulusannya di kampus pilihannya.
Kisah Septian memberikan inspirasi tentang bagaimana dukungan orang tua dapat menjadi dorongan utama meraih kesuksesan akademis.
Septian menceritakan bahwa 4 tahun lalu, saat mengungkapkan niatnya untuk kuliah, mungkin bagi banyak orang terlihat mustahil.
Namun, orang tuanya menyadari pentingnya pendidikan. Dengan berkat Tuhan dan dukungan dari orang-orang terkasih, Priskely berhasil menyelesaikan perjalanan kuliahnya.
"Dengan berkat Tuhan, dukungan, dan doa orang-orang terkasih; orang tua, kakak, adik, seluruh keluarga, sahabat, dan teman-teman semua, akhirnya setelah 4 tahun berkuliah, saya dapat mempersembahkan kelulusan ini disertai hadiah luar biasa dari Tuhan," tulisnya.
Keberhasilan Septian juga menjadi kebanggaan dan tanggung jawab besar baginya. Dia menyadari pencapaian ini tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya, teman-teman, dan semua yang telah mendukungnya.
Dalam ungkapannya, Priskely berterima kasih kepada semua yang memberikan ucapan selamat, doa-doa baik, dan apresiasi.
"Semoga Tuhan yang maha kuasa memberkati kita semua. Pencapaian ini tentunya juga menjadi tanggung jawab besar bagi saya. Semoga Tuhan selalu menolong saya," katanya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta