MEDAN, iNewsMedan.id - Ghibah, dalam ajaran Islam, adalah salah satu dosa besar yang dikecam keras. Hal ini merujuk pada pembicaraan tentang kekurangan seseorang.
Allah dengan jelas melarang umat manusia untuk melakukan ghibah, bahkan hingga tingkat fitnah. Alquran menjelaskan bahwa ghibah setara dengan memakan daging saudara sendiri.
Dalam surat Al Hujurat ayat 12, Allah menegaskan kepada umat beriman untuk menjauhi prasangka buruk dan menghindari penggunjingan satu sama lain. Islam sangat menentang perilaku ini, yang dalam konteks saat ini sering dianggap sebagai gosip.
Ancaman yang ditetapkan Allah bagi mereka yang suka berbicara buruk tentang orang lain sangatlah serius. Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat Lc., MA, menyebut nama seseorang dalam konteks ghibah dapat mengalihkan pahala dari orang yang disebut kepada yang menggunjing.
Bahkan, jika seseorang melakukan amal baik, orang yang menggunjingnya juga mendapat sebagian pahala dari amal tersebut. Bahaya lainnya adalah bahwa semakin rinci keburukan seseorang dalam ghibah, setiap kata yang terucap membangun citra buruk seperti makan bangkai saudara sendiri.
Hanya dengan menyebut nama seseorang dalam ghibah, dosa besar telah terjadi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bertaubat dan menghindari perilaku ini. Orang yang mampu menahan diri dari ghibah adalah orang yang beruntung karena mereka sadar akan pentingnya menjaga diri dari perilaku yang merugikan.
Doa untuk terhindar dari iri hati terhadap sesama yang beriman menunjukkan pentingnya sikap saling menghormati dan tidak merugikan satu sama lain.
Semoga kita semua dapat menjaga lisan dan hati agar terhindar dari ghibah serta perilaku yang merugikan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta