Ke depan jumlah ini masih bisa terus dioptimalkan dengan tetap memperhatikan rekomendasi yang disampaikan melalui aplikasi digital farming ke smartphone anggota Gapoktan Harapan.
Selama pelaksanaan program demplot pemurnian dan penangkaran benih ini, pihaknya turut melibatkan Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sumatera Utara sebagai tenaga ahli pendamping untuk memastikan GAP budidaya terlaksana sebagaimana mestinya mulai dari persiapan lahan hingga panen.
Sementara itu, untuk mengetahui produktivitas demplot budidaya padi dengan GAP, Bank Indonesia turut mengundang dan mengharapkan dukungan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membuat estimasi atau pendugaan produktivitas padi dengan teknik ubinan dengan menggunakan benih unggul yang sesuai dengan rekomendasi Balai Penerapan Standarisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Sumatera Utara.
Program ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) khususnya komoditas beras yang masih menjadi salah satu penyumbang utama inflasi di Sumatera Utara.
Demplot budidaya dengan Good Agricultural Practices (GAP) merupakan salah satu upaya dari sisi hulu untuk meningkatkan produktivitas padi yang diharapkan dapat berkontribusi menjaga kestabilan harga beras dari sisi supply.
Selain mengalami peningkatan produktivitas, klaster juga mengalami peningkatan kapasitas pemanfaatan teknologi digital melalui Paket Smart Agriculture dan Precision Farming, dan optimalisasi penggunaan pupuk organik.
Menurutnya, program pengembangan klaster padi Gapoktan Harapan akan dilakukan secara bertahap dan multiyears (2022-2027).
Tahun 2022-2023, merupakan tahun awal program yang berfokus pada kegiatan budidaya pertanian.
Gapoktan Harapan diharapkan dapat mendorong petani mampu melaksanakan teknologi budidaya padi dan implementasi program digital farming sesuai dengan praktik budidaya yang baik serta dapat mandiri dalam penyediaan benih unggul.
Tahun selanjutnya fokus pengembangan program akan dilakukan dengan implementasi integrated farming dimana tanaman diintegrasikan dengan ternak.
Editor : Odi Siregar