Dengan membawa satu peleton pasukan yang dipimpin oleh Letnan RF Soedirdjo, Maraden memimpin operasi rahasia tersebut. Mereka memulai perjalanan pada malam hari. Di tengah kegelapan hutan, mereka bergandengan tangan melewati medan sulit. Sekitar pukul 03.00 dini hari, mereka mencapai sebuah gubuk yang diduga sebagai tempat persembunyian kelompok tersebut.
Setelah mengelilingi gubuk tersebut, Maraden memerintahkan bawahannya untuk menyerang kelompok yang berada di dalamnya. Sebanyak 12 anggota kelompok berhasil ditangkap. Namun, Simarmata tidak ada di antara para tawanan tersebut karena ia berhasil melarikan diri.
Maraden membawa para tawanan ke tepi jalan raya antara Pematangsiantar dan Parapat. Setelah melepaskan senjata para tawanan, Maraden mengembalikan senjata-senjata tersebut kepada mereka tanpa amunisi dan memerintahkan untuk memberikan penghormatan senjata kepada setiap kendaraan yang melintas.
Saat para tawanan sedang memberikan penghormatan senjata, Maraden dan pasukannya memberi tahu penumpang kendaraan yang melewati bahwa para prajurit yang sedang memberikan penghormatan senjata adalah perampok yang sering menghentikan kendaraan.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta