Diperkirakan akan terbakar dengan cepat, tetapi kawah itu entah bagaimana masih menyemburkan api hingga hari ini, memberikan fenomena yang menakutkan tetapi benar-benar indah.
'The Gates to Hell' telah menjadi salah satu landmark paling terkenal di negara Asia Tengah secara internasional. Namun, pariwisata belum benar-benar booming di Turkmenistan, yang dikunjungi oleh kurang dari 10.000 tamu asing setiap tahun.
Ini mungkin menjadi pertimbangan utama di balik keputusan untuk memadamkan api oleh Presiden Berdymuhamedov yang boros, yang suka ngerap, menerbangkan helikopter, melayang di mobil balap, dan suka memamerkan keterampilan menembaknya. Kegiatan ini telah bertemu dengan beberapa ejekan di luar negeri.
Selama pertemuan online dengan pemerintah pada hari Jumat, ia berpendapat bahwa negara itu kehilangan sumber daya alam yang berharga, yang dapat dijual ke luar negeri dan uangnya digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan warga Turkmenistan. Gas yang terbakar juga berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan, tambah kepala negara.
Berdymuhamedov mengatakan kepada wakil PM yang bertanggung jawab atas industri minyak dan gas untuk mengatur diskusi dengan para ilmuwan, termasuk pakar asing, untuk mencari tahu bagaimana menangani api.
Namun, tidak jelas apakah ini akhirnya akan menutup 'Gerbang ke Neraka', karena presiden sebelumnya mengeluarkan perintah serupa pada 2010, tetapi tidak dapat dipenuhi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta