JAKARTA, iNewsMedan.id- Di era disrupsi teknologi sekarang ini, pentingnya meningkatkan perekonomian khususnya UMKM di Indonesia agar semakin meningkat. Maka dari itu, pentingnya mengetahui prospek dan tantangan yang akan dihadapi oleh pendiri UMKM.
Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Drs Samsul Widodo, M.A menyatakan bahwa diprediksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2030 menjadi negara dengan perekonomian terkuat ke-9 di dunia dengan PDB mencapai USD 2.449 Miliyar, sedangkan di tahun 2050, diprediksi menempati peringkat ke-4 dunia jika baik-baik saja dan tidak ada yang terjadi.
Salah satu yang berkontribusi dalam perekonomian nasional adalah UMKM. Akan tetapi, terdapat isu-isu atau masalah yang terjadi dalam UMKM di Indonesia.
“Isu-isu mengenai masalah UMKM yakni belum didukung dengan iklim usaha yang baik,llebih dari 50% bersifat informal, kurangnya layanan finansial, belum produktif, kesulitan naik kelas karena usaha makro lebih mendominasi, serta sulitnya menembus pasar global," ucap Samsul dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema UMKM Go Digital: Prospek dan Tantangan UMKM di Era Disrupsi Digital, Senin (27/8).
Meningkatnya UMKM di Indonesia tidak jauh dari peran wirausaha. Dimana peran wirausaha adalah pengentasan kemiskinan, menurunkan tingginya jumlah pengangguran, menekan rendahnya daya beli, solusi atas sulitnya penciptaan lapangan usaha dan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dimana rata-rata negara maju jumlah wirausahanya 4%-12%. Sehingga, untuk Indonesia agar bisa menjadi negara maju minimum jumlah wirausahanya 4%.
Pengguna internet di Indonesia yang mencapai 212,9 juta serta yang aktif menggunakan sosial media 167 juta. Dengan data tersebut peluangan mensukseskan UMKM di era digital saat ini sangat besar. Dimana, penggunaan internet oleh UMKM 87,43% sedangkan yang belum 12,57%. Untuk itu para wirausaha harus didorong untuk menggunakan internet agar tetap produktif.
“Dengan adanya digitalisasi diharapkan para wirausaha tidak membeli barang impor dan dijual kembali dengan harga murah sehingga dapat menghancurkan UMKM kita. Yang mana juga kebanyakan orang lebih menyukai barang murah,"kata Samsul pada webinar kali ini.
Samsul juga menambahkan bahwa dengan adanya digitalisasi perlunya membangun jaringan dan mengendalikannya misalnya untuk memenuhi kebutuhan pasar ritel Indonesia dan menghubungkan daerah yang over supply dengan daerah yang over demand.
Selanjutnya, Dosen dan Sekretaris Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan, Dr. Asep Alipudin, S.E., M.A mengatakan bahwa Indonesia punya peluang pengusaha jauh lebih tinggi. Akan tetapi, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha di era digital sekarang ini.
“Para pengusaha di Indonesia jauh tertinggal dari negara Malaysia dan Singapura, jumlah pengusaha muda hanya 2% dan jumlah enterpreneur Cuma 3,4% dari populasi, banyaknya UMKM yang belum Go Digital, Internet tak merata dan gaptek. Itulah tantangan yang harus dihadapi oleh wirausaha sekarang. Berbading terbalik dengan jumlah UMKM di Indonesia yang sangat tinggi yakni 65,5 juta pada tahun 2021,"ungkap Asep.
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi UMKM yakni modal usaha, kurang tahu bagaimana cara membesarkan bisnis, kurangnya inovasi produk, kesulitan dalam distribusi dan pemasaran, belum memanfaatkan pemasaran online, tidak ada branding, dan tidak memberikan perhatian pada pelanggan dengan program loyalitas.
Menurut Asep, dengan meningkatkan jiwa entrepreneur dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) disertai dengan pemanfaatan teknologi digital. Sehingga, peluang yang ada dapat dimanfaatkan dan berdampak terhadap peningkatan UMKM di Indonesia.
Anggota Komisi I DPR RI, Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM., MBA menyatakan bahwa perkembangan APBN tiap tahunnya semakin tinggi. Dimana semakin tinggi dana APBN maka semakin banyak pengalokasian, sehingga potensi pertumbuhan ekonomi semakin naik.
Dalam akhir webinar, Sjarifuddin berpesan agar setiap individu atau setiap orang harus berani menentukan dan membuat carier planning sendiri.
" Lebih bagus menciptakan pekerjaan daripada mencari pekerjaan. Sehingga nantinya dapat membantu pemerintah mengurangi pengangguran," sebutnya.
Pentingnya menggunakan teknologi digital dalam meningkatkan UMKM di Indonesia disertai dengan meningkatkan jiwa entreprener dan SDM masyarakat. Sehingga, meningkatkan prospek serta pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia.
Editor : Ismail