MEDAN, iNewsMedan.id - Seorang menantu di Kabupaten Karo melaporkan mertuanya sendiri karena dugaan tindak pidana pemalsuan dokumen ahli waris. Akibat laporan itu, mertuanya harus menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe, Kabupaten Karo pada Rabu (16/11/2022).
Tempat Boru Barus (67) warga Barus Jahe, Kabupaten Karo harus duduk dikursi pesakitan akibat laporan dari menantunya sendiri dr Andriana Gelda Sinurat atas dugaan tindak pidana pemalsuan dokumen surat pernyataan ahli waris. Tuduhan yang dilimpahkan kepada Tempat Boru Barus ini berlanjut hingga ke meja persidangan di Pengadilan Negeri Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Bukan hanya mertua, 2 anak kandung, 1 menantu dan Kepala Desa juga turut menjalani sidang atas dakwaan yang sama sekali tidak pernah di perbuat.
Kuasa hukum dari terdakwa, Roni Prima Panggabean dan Jhon Sipayung mengaku, tuduhan yang dimaksud tidak benar dan tidak dapat dibuktikan sama sekali, karena dokumen tersebut semua asli dan telah diperlihatkan di persidangan.
"Hasil labfor dokumen juga tidak ada sama sekali yang menyatakan dokumen itu palsu, jelas dakwaan ini mengada-ada dan patut diduga adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan (abuse of power) yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Karo," katanya, Kamis (17/11/2022).
Roni Prima Pangabean dan Jhon Sipayung juga meminta kepada Kejaksaan Agung dan komisi kejaksaan dan anggota komisi 3 DPR-RI agar memeriksa penanganan proses hukum di Kejaksaan Negeri Karo.
"Kita berharap kepada Kejaksaan Agung, Menkopolhukam dan Komisi III DPR-RI, agar dapat memeriksa dan meninjau proses penanganan perkara di Kejaksaan Negeri Kabupaten Karo," ucapnya.
Dalam fakta persidangan surat keterangan meninggal dunia dari anak Tempat Br Barus terdakwa (Alm. Iptu Imanuel Ginting) tidak dapat ditunjukan keaslian surat tersebut sesuai dengan SP Sita, Jaksa Penuntut Umum Negeri Karo juga tidak dapat membuktikan pada fakta persidangan bahwa bukti dokumen yang dipalsukan dengan bukti hasil labfor, dan bukti pembelian rumah secara KPR di Bank BNI dan bukti pembelian mobil Pajero sport di DIPO STAR FINANCEX adalah milik dari anak kandung terdakwa yaitu almarhum Iptu Imanuel Ginting dalam surat perjanjian kredit tersebut jelas tertera hanya nama Almarhum Iptu Imanuel Ginting tidak.
"Dalam hal ini telah terbantahkan secara fakta hukum di dalam persidangan yang ditunjukkan di hadapan majelis hakim yang menangani perkara A Quo di Pengadilan Negeri Kelas I B Kabanjahe" tegas Roni.
Sebelumnya, para terdakwa keluarga besar Almarhum Iptu Imanuel Ginting (Ibu kandung, adik kandung, kakak, kandung, kakak ipar) sudah pernah dilaporkan juga oleh terlapor Gelda Sinurat yang merupakan menantunya atas dugaan tindak pidana pencurian pemberatan dengan penyidik yg sama di Polda Sumut yaitu Unit 5 Subdit IV/ Renakta karna dugaan tersebut tidak dapat dibuktikan, kemudian dilaporkan kembali dengan dugaan tindak pidana pemalsuan dokumen surat pernyataan ahli waris.
Penerbitan surat pernyataan ahli waris tersebut didasari oleh permintaan menantunya sendiri untuk mengurus dokumen pernyataan ahli waris. Dengan permintaan menantunya sendiri dan tidak ada niat sama sekali akhirnya ibu kandung Alhmarhum Imanuel Ginting mengurusnya dengan menyuruh anak-anaknya dengan melampirkan KTP, kartu keluarga asli milik anak kandungnya untuk diurus ke Kepala Desa, Camat, notaris, dan Pengadilan Negeri Kabanjahe atas permintaan Gelda Sinurat.
"Apa yang kami palsukan, semuanya ini atas perintah si Gelda, aku sedih kali, anak ku meninggal yang aku tidak tau sakitnya apa, dari kecil aku besarkan, hingga jadi perwira polisi, hari ini aku orangtua dari Imanuel Ginting, dilaporkan sama menantu ku" kesal Tempa Boru Barus.
"Aku sudah setua ini, harus duduk di kursi pesakitan dengan dakwaan pemalsuan surat (dokumen) yang tidak pernah aku lakukan, atas semua ini, aku meminta kepada majelis hakim dan jaksa untuk dapat memberikan keadilan yang seadil-adilnya kepada ku dan anak-anak ku yang kita juga turut disidangkan" harapnya dengan berlinang airmata.
Kuasa hukum terdakwa Roni Prima Panggabean dan Jhon Sipayung tegas mempertanyakan, apakah bisa seorang ibu kandung yang telah melahirkan anaknya, membesarkan, menyekolahkan hingga perwira, ibu kandung memalsukan data anak kandungnya sendiri dan yang melaporkan adalah menantunya.
Editor : Ismail