get app
inews
Aa Read Next : Dukung Coinfest 2024, Upbit Indonesia Soroti Inovasi Blockchain di Indonesia dan Asia

Dukung Target Penurunan Emisi Karbon, Pupuk Indonesia Siap Jadi Produsen Utama di Asia

Senin, 14 November 2022 | 20:00 WIB
header img
Dukung target penurunan emisi karbon, pupuk Indonesia siap jadi produsen utama di Asia. (Foto: Istimewa).

MEDAN, iNewsMedan.id - Pengembangan blue dan green ammonia sebagai sumber energi ramah lingkungan, menjadi salah satu upaya perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) guna mendukung target penurunan emisi karbon. Melalui dua sumber energi tersebut , Pupuk Indonesia siap menjadi pemain utama di Asia

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman mengatakan, kesiapan pihaknya pada kedua jenis ammonia ini sangat dibutuhkan untuk keperluan energi ramah lingkungan dunia. Bahkan, selain berpotensi menjadi pemain utama di Asia. Adapun upaya untuk mewujudkan hal itu, pihaknya melakukan berbagai kerjasama dan telah memiliki peta jalan atau roadmap, yang terdiri dari tiga tahap.

"Ketiga tahap itu, yakni pertama tahap jangka pendek pada 2023-2030, Pupuk Indonesia mulai memanfaatkan sumber energi terbarukan berasal dari hydro power yang diperoleh dari PLN sekaligus mengurangi emisi. Sumber energi ini mulai menggantikan pemakaian minyak atau gas bumi sebagai sumber pembangkit listrik pada pabrik pupuk," katanya, Senin (14/11/2022).

Bakir menjelaskan, untuk sumber energi itu, sudah ada di pabrik Pupuk Kujang dan Petrokimia Gresik. Tahun depan akan diterapkan mulai dari Pusri Palembang, Pupuk Kaltim, dan Pupuk Iskandar Muda. Hal ini yang bisa kita lakukan dalam short term.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga akan melakukan revamping atau pengembangan pabrik pupuk untuk meningkatkan efisiensi energi dan penurunan emisi karbon, serta pengembangan green ammonia dengan memanfaatkan pabrik eksisting.

Menurutnya, emisi kabron juga akan dimanfaatkan untuk pengembangan produk Soda Ash yang bermanfaat sebagai bahan baku bagi industri kaca, keramik, dan sebagainya.

Bakir pun optimis siap menghilangkan CO2 dengan mulai mengkonversi ke dalam bentuk lain. Misalnya soda ash yang bahan bakunya itu adalah carbon dioxide, ini bisa dikonversi menjadi soda ash dan bisa mengurangi emisi CO2. Dengan pengurangan energi yang berlebihan, maka karbon yang dibuang menjadi lebih sedikit.

Diakuinya, pada jangka menengah, yaitu pada periode 2030-2040. Pada tahap ini, Pupuk Indonesia mulai mengembangkan blue ammonia.

Adapun karbon yang terbentuk dari proses produksi ammonia ini dapat diinjeksikan ke dalam tanah melalui Carbon Capture Storage (CCS).

Injeksi karbon ini akan lebih efisien jika dilakukan pada reservoir sumur minyak ataupun gas tua di Indonesia. Untik hal ini Pupuk Indonesia  sudah melakukan studi dengan sejumlah perusahaan dari Jepang. Sedangkan tahap ketiga atau jangka panjang dilakukan dengan strategi pada periode 2040-2050.

Bakir menuturkan, pada tahap ini, Pupuk Indonesia grup akan melakukan pengembangan pabrik baru green ammonia dengan skala komersil yang diproduksi menggunakan sumber energi terbaru seperti pembangkit tenaga air atau hydro power dan geothermal demi mewujudkan industri ramah lingkungan.

Disebutkannya, banyak perusahaan di dunia sudah mulai mengembangkan green dan blue ammonia. Ammonia sendiri merupakan media untuk mendistribusikan hidrogen sebagai sumber energi masa depan.

"Kita yakin Pupuk Indonesia grup
dapat menangkap peluang ini dan
bisa menjadi pemain utama. Selain  Pupuk Indonesia memiliki fasilitas juga sangat berpengalaman dalam pengelolaan produksi dan penyimpanan ammonia," ujar Bakir.

Guna mewujudkan hal tersebut, pihaknya membutuhkan investasi yang besar. Pupuk Indonesia sudah memiliki kerjasama dengan Pertamina dan PLN untuk memanfaatkan ammonia untuk mendukung penyediaan energi baru dan terbarukan.

Didukung Mentan SYL

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus mengamankan pasokan bahan baku pupuk dalam negeri. Hal ini dilakukan demi menjaga ketahanan pangan Indonesia di tengah dampak perang Rusia dengan Ukraina.

Syahrul mengatakan, kebutuhan bahan baku NPK, yaitu phospate, sudah diamankan dengan adanya kerjasama antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan perusahaan asal Yordania, yaitu Jordan Phospate Mines Co. Plc (JPMC) tentang stabilisasi pasokan phosphate atau bahan baku pupuk untuk Indonesia. Hal ini terjadi pada saat dirinya kunjungan kerja ke Vienna Austria bertepatan dengan acara IFA Annual Conference. Konferensi yang di ikuti oleh banyak industri pupuk dunia.

"Dukungan stabilitas pasokan pupuk Indonesia ini juga nantinya berdampak baik pada program ketahanan pangan nasional," demikian ungkap pria yang akrab disapa SYL.

Mentan mengungkapkan bahwa bahan baku pupuk seperti phospat, maupun kalium (KCl), merupakan bahan baku yang memang tidak tersedia dan tidak dapat diproduksi di dalam negeri. Karena kedua jenis bahan baku pupuk ini merupakan barang tambang yang terdapat di luar negeri. Adapun salah satu pemasok besar bahan baku tersebut adalah Rusia yang saat ini sedang perang dengan Ukraina dan menyatakan untuk moratorium ekspor.

Oleh karena itu, dirinya berharap kerjasama stabilisasi pasokan pupuk untuk Indonesia yang dilakukan antara Pupuk Indonesia dengan JPMC dapat mengamankan ketersediaan bahan baku pupuk dalam negeri dan memenuhi kebutuhan pupuk nasional di tengah ketidakpastian global sebagai dampak dari perang Rusia dengan Ukraina.

Raih Penghargaan

Upaya Pupuk Indonesia mengurangi emisi karbon atau dekarbonisasi itu mendapat apresiasi dengan meraih dua penghargaan 'Emisi Korporasi 2022'.

Bahkan tak tanggung-tanggung, kedua penghargaan tersebut diraih Pupuk Indonesia dengan kategori Green untuk Transparansi Penurunan Emisi Korporasi Sektor BUMN dan kategori Platinum untuk Transparansi Perhitungan Emisi Korporasi Sektor BUMN.

VP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana selaku mewakili manajemen, menuturkan penghargaan ini adalah bentuk pengakuan publik atas upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga pemanfaatan energi baru dan terbarukan.

"Pupuk Indonesia dinilai telah mencapai level kemajuan signifikan dalam penurunan emisi yang mengacu pada standar Greenhouse Gas Protocol. Upaya ini merupakan bentuk dukungan perusahaan terhadap program penurunan emisi atau net zero emission pemerintah yang ditargetkan tercapai pada 2060," jelas Wijaya.

Diakuinya, penghargaan tersebut merupakan berkat kerja keras seluruh karyawan dan manajemen, serta atas dukungan pemerintah melalui kementerian-kementerian terkait.

Ke depannya Pupuk Indonesia akan semakin gencar dalam penurunan emisi. Diantaranya dengan penggunaan energi baru dan terbarukan, hingga pemanfaatan teknologi baru untuk menghasilkan produk-produk ramah lingkungan.

Penghargaan yang diraih Pupuk Indonesia diselenggarakan Berita Satu Media Holding, Majalah Investor, dan Bumi Global Karbon (BGK) Foundation yang terbukti sukses melakukan penurunan emisi karbon atau emisi gas rumah kaca dan kemudian mempublikasikannya.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut