get app
inews
Aa Read Next : Optimalisasi Asset Sumber Daya Manusia di Era 4.0 untuk Menyongsong Generasi Emas Indonesia

Tekanan Pasar Berlanjut, Ekspor Karet Sumatera Utara Kembali Anjlok 

Jum'at, 09 September 2022 | 14:53 WIB
header img
Tekanan pasar berlanjut, ekspor karet di Sumatera Utara kembali anjlok. (Foto: istimewa).

MEDAN, iNewsMedan.id - Volume ekspor karet Sumatera Utara (Sumut) pada Agustus 2022 kembali anjlok menjadi 29.005 ton atau turun sekitar 7,33 persen dibandingkan Juli lalu. Namun, jika dilihat dari total volume Januari-Agustus 2022 sebesar 249.908 ton ada kenaikan tipis sebesar 1,69 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (GAPKINDO) Sumut, Edy Irwansyah mengatakan, penurunan tersebut dipicu dari tekanan harga di pasar global yang terus berlanjut turun.

Bahkan, keadaan tersebut turur diikuti dari pihak pabrik ban selaku konsumen utama dengan aksi mengurangi pembelian dari pihak Indonesia. Untuk penurunan permintaan justru dari pabrik pengolahan karet yang diikuti dengan mengurangi produksinya.

"Pemenuhan kebutuhan karet remah (crumb rubber) oleh pabrik ban dunia belakangan ini lebih banyak dari Thailand yang harganya lebih murah dan juga biaya logistiknya lebih murah. Untuk Negara tujuan ekspor bulan Agustus sebanyak 29 negara. Adapun 5 negara tujuan ekspor utama karet Sumut, yakni adalah : 1) Jepang (29,9 persen), 2) Brazil (10,3 persen), 3) Turki (9,2 persen), 4) Kanada (6,1 persen ), dan 5) China (5,9 persen)," kata Edy di Medan, Jumat (9/9/2022).

Edy menjelaskan, untuk harga rata-rata TSR-20 FOB Singapura di SGX (Singapore Exchange) pada Juli tercatat 158,72 sen AS per kg, pada Agustus mengalami penurunan kembali menjadi 148,31.

Dalam sejarahnya, ITRC (International Tripartite Rubber Council) telah enam kali melakukan pengendalian harga. Pengendalian yang ke-enam melalui skema AETS (Agreed Export Tonnage Scheme) atau pembatasan eskpor dilakukan pada April s/d Juli 2019.

Fenomena Sunset Indutri Karet Remah (Crumb Rubber) di Indonesian Industri pengolahan karet remah di Indonesia 5 tahun belakangan ini semakin sulit berkembang, khususnya di Sumatera Utara. 

"Fenomena sunset industri di crumb rubber sudah mulai terlihat, diantaranya dapat dilihat dari luas kebun karet yang terus menurun, permintaan dunia yang cenderung berkurang. Sementara itu konsumsi dunia terus meningkat. Menurut ANRPC (Association of Natural Rubber Producing Countries) bahwa pertumbuhan konsumsi karet alam pada 2022 diperkirakan 3,7 persen," jelas Edy.

Editor : Jafar Sembiring

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut