Atasi Rendahnya Mutu Literasi, NU Circle Kembangkan Sinergi Pentahelix

Rata-rata skor siswa Indonesia dalam membaca 371, matematika 379, dan sains 396. Capaian ini masih di bawah rata-rata 79 negara peserta PISA yakni 487 untuk membaca, 489 untuk matematika dan sains.
Menurut Gus Pu, sapaan Gatot Prio Utomo, hasil PISA menunjukkan bahwa lebih dari 70% siswa Indonesia tidak mampu mencapai level 2 dalam framework PISA.
“Ini sangat mengkhawatirkan. Sebab hanya 23%, siswa usia 15 tahun (setara kelas akhir SMP atau kelas awal SMU), dari seluruh negara peserta PISA yang tidak masuk level 2 ini,” tegas Gus Pu.
Melihat situasi ini, NU Circle mengembangkan sinergi pentahelix di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Sinergi dibangun untuk “mengeroyok” peningkatan kompetensi guru.
Sesuai rekomendasi PISA, peningkatan mutu guru diharapkan mampu meningkatkan kompetensi literasi siswa Indonesia.
Dengan program Gernas Tastaka, NU Circle menggandeng PT Bukit Asam sebagai penyandang dana, Universitas Sriwijaya yang mengambil peran akademisi dan penamping belajar guru, Pemerintah Daerah Kabupaten Muara Enim yang berperan regulasi dan penyedia guru, serta Organisasi Profesi Guru dan Media.
“ Tahun pertama, sinergi pentahelix di Kabupaten Muara Enim berhasil menggerakkan 80 sekolah dasar di seluruh Kabupaten dan memberi Kredit 3 SKS bagi 20 mahasiswa Universitas Sriwijaya. Langkah awal ini sangat membanggakan guru-guru di daerah yang selama ini jarang tersentuh program peningkatan mutu literasi,” tegas alumni UI ini.
Editor : Ismail