TAPANULI TENGAH, iNewsMedan.id - Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, mengambil langkah tegas dalam menyikapi bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayahnya. Masinton mengungkapkan bahwa kerusakan lingkungan akibat pembalakan liar dan alih fungsi lahan menjadi pemicu utama besarnya dampak bencana, terutama di daerah Tukka.
Bupati menyatakan telah menjalin koordinasi dengan Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, hingga Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusut tuntas kerusakan hutan di kawasan perbukitan.
Masinton menyoroti banyaknya gelondongan kayu besar yang terbawa arus banjir di daerah Tukka sebagai bukti nyata adanya aktivitas ilegal. Ia menegaskan, setelah masa tanggap darurat usai, upaya penegakan hukum akan menjadi prioritas.
"Harus ada tindakan hukum untuk membuat efek jera terhadap pelaku pembalakan liar dan mereka yang merubah fungsi kawasan perbukitan. Kerugian kita sangat besar, bahkan hingga jatuh korban jiwa. Harus ada yang bertanggung jawab atas hal ini," tegas Masinton, Senin (29/12/2025).
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berkomitmen untuk menata ulang kawasan perbukitan dan melarang keras penanaman jenis tanaman yang tidak sesuai dengan fungsi konservasi lahan.
Selain penegakan hukum, kata Masinton bahwa langkah konkret yang akan diambil adalah perbaikan infrastruktur air. Masinton mencatat hampir seluruh sungai di Tapteng mengalami sedimentasi atau pendangkalan yang sangat tinggi.
"Sungai-sungai harus dinormalisasi kembali. Alurnya harus diperlebar dan kita perlu membangun tanggul-tanggul pelindung. Begitu juga dengan akses jalan yang terdampak, semua harus segera dibenahi," tambahnya.
Mengenai kondisi infrastruktur energi, Bupati terus mendorong PLN untuk mempercepat perbaikan instalasi yang rusak akibat longsor dan banjir. Hingga saat ini, sekitar 70 persen wilayah terdampak sudah kembali teraliri listrik, namun beberapa desa masih dalam kondisi gelap gulita.
"Kami terus berkoordinasi dengan PLN agar percepatan dilakukan. Jika listrik menyala, 50 persen persoalan di masyarakat bisa terurai. Sebaliknya, jika tetap gelap gulita, masyarakat akan merasa kehilangan harapan (hopeless)," ujar Masinton.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan tidak hanya memulihkan Tapanuli Tengah dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan perlindungan lingkungan jangka panjang agar bencana serupa tidak kembali terulang di masa depan.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
