MEDAN, iNewsMedan.id - Prima Takasi Ginting, pemilik produk Minyak Karo Mejuah-Juah, telah merintis usahanya selama kurang lebih 10 tahun. Berawal dari satu jenis minyak kelapa hijau, kini produk kebudayaan khas Karo ini telah berkembang menjadi 12 varian inovatif, termasuk minyak serai, param, rempah, hingga produk khusus bayi, luka gatal, rendaman kaki, dan minyak rambut khas Karo. Produk-produk ini tidak hanya laris di pasaran, tetapi juga turut melestarikan dan meningkatkan kebudayaan lokal Karo.
Keinginan Prima Takasi Ginting untuk bergabung dengan program UMK Pertamina dilatarbelakangi oleh bantuan signifikan yang diberikan, baik dalam pengembangan bisnis offline maupun online.
"Di Pertamina ini kita diajari bagaimana strategi-strategi mengembangkan bisnis. Dan pernah juga kemarin dibantu dalam permodalan, sehingga kita lebih berani lagi, lebih luas lagi, memperluas pasar," jelas Prima kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Saat ini, Minyak Karo Mejuah-Juah telah memiliki sekitar 5.000 mitra offline di Sumatera Utara, yang meliputi apotek, toko obat, toko biasa, hingga pangkas rambut. Namun, fokus utama saat ini adalah pengembangan pasar online. Terbukti, melalui bimbingan Pertamina, penjualan online di platform Shopee menunjukkan peningkatan drastis.
"Yang selama ini memang kita tidak ada penjualan, mungkin satu saja satu harinya, tapi saat ini sudah bisa dibilang empat sampai lima per hari, paling enggak, sudah ada terjual. Dan Shopee kita juga sudah tingkat star yang dulunya biasa-biasa, akibat bimbingan dari Pertamina," ungkap Prima bangga. Peningkatan marketplace ini diharapkan akan terus berlanjut.
Minyak Karo Mejuah-Juah kini telah menjangkau pasar nasional di seluruh Indonesia. Meskipun distribusi merata di Sumatera Utara melalui apotek dan toko obat, jangkauan online menjadi kunci ekspansi lebih lanjut. Produk ini telah memiliki izin BPOM dan sertifikasi halal.
Tak berhenti di situ, Prima Takasi Ginting juga meluncurkan produk turunan terbaru, Cap Takasi Mejuah-Juah, yang menawarkan lebih banyak varian produk dengan kualitas yang lebih baik dan inovatif.
Untuk mendukung produksi, Prima memiliki 10 karyawan tetap dan 5 pekerja borongan. Seluruh proses produksi terpusat di Dusun V Ujung Serdang, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang.
Dengan pembinaan dari Pertamina, Prima berharap mendapatkan lebih banyak pembelajaran, khususnya dalam strategi online agar produknya lebih bersaing. "Di Pertamina UMK ini kita diajari strategi bagaimana algoritma, bagaimana cara apa yang harus kita lakukan supaya toko kita itu bisa muncul di pencarian, ditemukan dengan mudah oleh konsumen," kata Prima.
Saat ini, kendala utama yang dihadapi adalah pemasaran secara online karena masih dalam tahap pembelajaran. Namun, hasil yang terlihat cukup menjanjikan, dengan rata-rata penjualan online mencapai 5-6 orderan per hari.
Dalam sebulan, produksi Minyak Karo Mejuah-Juah bisa menghabiskan sekitar 1 ton minyak, setara dengan 6.000 botol. Dengan sistem konsinyasi yang diterapkan pada mitra offline, omzet bulanan rata-rata mencapai Rp80 juta.
Prima mengaku sangat merasakan manfaat spesifik dari keikutsertaannya dalam Pertamina K-Academy. "Yang paling terasa itu, kita itu dibina bagaimana supaya kita itu bisa tahu, apa yang harus kita lakukan supaya kita tidak ketinggalan sama zaman, khususnya online," jelasnya, merujuk pada fokus bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan usahanya.
Meskipun saat ini baru menguasai sekitar 20% pasar Indonesia, Prima optimistis pasar domestik masih sangat luas. Dengan fokus pada penguatan pasar nasional melalui online dan offline, tujuan berikutnya adalah ekspor untuk mengenalkan kekayaan budaya Karo ke dunia.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait