TAPANULI UTARA, iNewsMedan.id - Di tengah tantangan era digital yang menggerus minat baca anak-anak, sekelompok mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung mengambil inisiatif mulia dengan meluncurkan gerakan 'Mahasiswa Peduli Literasi Generasi Bangsa' di Desa Simanungkalit. Aksi nyata ini berkolaborasi dengan Duta Bahasa Provinsi Sumatera Utara tahun 2024 untuk membangun ruang literasi dan menumbuhkan kembali semangat membaca di kalangan generasi muda desa.
Dipelopori oleh Joy R. Sentana Sinaga, mahasiswa Manajemen Pendidikan Kristen (MPK), gerakan ini melibatkan rekan-rekannya dari Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) - Eldina Nababan, Delvi Rajagukguk, dan Rut Simamora. Kekuatan gerakan ini semakin solid dengan bergabungnya Mega Intan Tambunan dan Sisga Desriman Zebua, Juara II Duta Bahasa Sumut 2024 yang juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IAKN Tarutung.
Sebagai langkah awal, mereka sepakat untuk mendirikan Pondok Baca sebagai pusat literasi bersama yang berlokasi strategis di depan Kantor Desa Simanungkalit, dekat taman PKK. Inisiatif ini diharapkan menjadi simbol kepedulian mahasiswa terhadap literasi anak-anak desa dan solusi nyata untuk mengatasi minimnya minat baca.
Pada Sabtu, 3 Mei 2025, para mahasiswa menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri oleh tokoh-tokoh mahasiswa dan aparatur desa. Diskusi ini menjadi wadah untuk bertukar ide, merefleksikan kondisi literasi saat ini, dan menyusun langkah-langkah konkret untuk mewujudkan perubahan.
Joy R. Sentana Sinaga dalam pembukaan FGD menyampaikan keresahannya mengenai rendahnya minat baca dan kurangnya kontrol diri terhadap teknologi di kalangan generasi muda. Ia menekankan bahwa pengabdian mahasiswa harus terwujud dalam tindakan nyata yang berdampak positif bagi kualitas desa dan sumber daya manusianya.
Sisga Desriman Zebua, perwakilan Duta Bahasa Sumut, mengapresiasi inisiatif para mahasiswa. "Apa yang dilakukan Joy dan teman-teman bukan hanya sekadar kegiatan, ini adalah pengabdian sejati. Kami bangga menjadi bagian dari gerakan yang penuh keikhlasan dan dampak ini," ujarnya.
Mega Intan Tambunan menambahkan bahwa Pondok Baca akan dirancang sebagai ruang kreativitas dan pembelajaran interaktif melalui berbagai kegiatan menarik seperti lomba, permainan edukatif, dan metode pembelajaran yang menyenangkan.
Rut Simamora melihat potensi integrasi literasi dengan pendekatan spiritual melalui kegiatan 'Minggu Ceria', kuis Alkitab, dan diskusi iman untuk mengasah kemampuan membaca dan berpikir kritis anak-anak. Sementara itu, Eldina Nababan menekankan pentingnya ketekunan dan komitmen dalam membangun gerakan literasi ini agar dapat memberikan dampak jangka panjang.
Pemerintah Desa Simanungkalit melalui Sekretaris Desa menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif mahasiswa ini, baik secara materiil maupun pemikiran. Mereka berharap Pondok Baca dapat menjadi gerakan berkelanjutan untuk membangkitkan kembali budaya membaca di desa.
Menutup FGD, Joy menyampaikan pesan inspiratif mengenai pentingnya pengorbanan dan perjuangan sungguh-sungguh untuk mencapai perubahan yang bermakna. Gerakan 'Mahasiswa Peduli Literasi Generasi Bangsa' di Desa Simanungkalit diharapkan menjadi langkah awal yang membuka seribu harapan baru bagi masa depan literasi bangsa, membuktikan bahwa perubahan dapat dimulai dari inisiatif kecil dengan niat yang tulus.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait