MEDAN, iNewsMedan.id - Di tengah hiruk pikuk persiapan keberangkatan jemaah haji, terselip sebuah kisah yang begitu menyentuh hati. Ngatirah, seorang ibu berusia 60 tahun, warga sederhana dari Payabakung Blok 3 Hilir, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
Perjuangannya mengumpulkan pundi-pundi rupiah demi Baitullah terbentang selama puluhan tahun, diwarnai dengan kesederhanaan dan keteguhan mimpi.
Sejak menginjak usia 16 tahun dan membangun bahtera rumah tangga, Ngatirah telah memendam kerinduan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci. Sebagai seorang buruh tani yang bekerja di ladang orang lain, penghasilannya tentu tak seberapa. Namun, mimpi itu tak pernah pudar. Dengan gigih, setiap lembar uang hasil upah hariannya disisihkan dan disimpan rapat di dalam celengan sederhana.
"Dari situ saya ngumpulkan uang untuk haji," ujarnya dengan mata berbinar saat ditemui di Asrama Haji Medan, Senin (5/5/2025).
Keterbatasan ekonomi tak menyurutkan niatnya. Upah harian yang berkisar antara Rp70 ribu hingga Rp100 ribu itu, sebagian besarnya ia sisihkan setelah mencukupi kebutuhan rumah tangga.
"Selebih sisa uangnya ditabung, kadang Rp50 ribu," katanya lirih.
Perjalanan mewujudkan mimpi itu tak instan. Baru pada tahun 2013, setelah 44 tahun berlalu sejak pernikahan, Ngatirah memberanikan diri mendaftar haji. Saat itu, celengan yang ia jaga dengan penuh harap akhirnya dibongkar.
"Tahun 2013 saya daftar haji setelah membongkar celengan dengan ada Rp14 juta dan itulah saya daftarkan untuk naik haji," kenangnya.
Namun, biaya haji yang terus mengalami penyesuaian mengharuskan Ngatirah kembali merogoh kocek. Dengan sabar, ia kembali menabung sedikit demi sedikit dari upah hariannya.
"Saat ini umur saya 60 tahun, saya membayar dengan tiga kali nabung," ungkapnya, memperlihatkan keteguhan hatinya.
Ada hal lain yang membuat perjuangan Ngatirah semakin menginspirasi. Ibu yang ramah ini ternyata tidak bisa membaca dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah. Keterbatasan ini tak menghalanginya untuk memiliki keyakinan yang kuat dan mimpi yang besar. Ia mengandalkan informasi dari orang-orang di sekitarnya dan mempercayakan sepenuhnya niat baiknya kepada Allah SWT.
Kisah Ngatirah adalah potret keteguhan seorang hamba Allah yang memiliki impian mulia. Di tengah keterbatasan ekonomi dan pendidikan, ia membuktikan bahwa niat yang kuat dan usaha yang tak kenal lelah akan membuahkan hasil.
Penantian selama 44 tahun akhirnya berbuah manis. Tahun ini, Ngatirah yang tergabung dalam Kloter 4, Asrama Haji Embarkasi Medan akan menjadi salah satu tamu Allah, menginjakkan kaki di Tanah Haram, dan mewujudkan mimpi yang telah lama ia rajut dalam kesederhanaannya. Perjuangannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa impian setinggi apapun bisa diraih dengan keyakinan dan kerja keras.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait