MEDAN, iNewsMedan.id - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Medan menunjukkan keseriusannya dalam memberantas peredaran narkoba dan barang terlarang di dalam lingkungan lapas. Pada Rabu (23/4/2025) dini hari tadi, petugas gabungan fokus razia tertuju pada Blok E Gedung T3.
Di mana, razia ini telah dilakukan petugas sebelumnya pada minggu lalu. Petugas pengamanan kembali menggelar operasi serupa pada hari ini, hanya berselang dua hari dari razia terakhir.
Petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh kamar hunian warga binaan, memeriksa setiap sudut dan barang-barang yang ada.
Hasil dari razia tersebut kembali nihil. Petugas tidak menemukan narkoba maupun benda terlarang lainnya di dalam kamar warga binaan. Sebagai langkah lanjutan untuk memastikan tidak adanya penyalahgunaan narkoba, seluruh warga binaan di Blok E juga menjalani tes urine, dan hasilnya menunjukkan negatif.
Kepala Lapas Kelas 1 Medan, Herry Suhasmin, menegaskan bahwa razia serupa akan terus dilakukan secara intensif setiap dua hari sekali.
"Saya perintahkan seluruh jajaran pengamanan untuk melakukan razia setiap 2 hari sekali, ini untuk membuktikan bahwa saya tidak akan memberi celah sedikit pun kepada warga binaan untuk bisa berbuat hal negatif di dalam Lapas," ujarnya dengan nada tegas.
Tak hanya itu, Kalapas juga memberikan peringatan keras kepada seluruh petugas lapas untuk tidak terlibat dalam upaya penyelundupan barang terlarang.
"Selama saya menjabat sebagai kalapas, saya tidak ingin ada peredaran narkoba maupun hp di dalam lapas. Setiap barang kunjungan yang masuk ke dalam lapas selalu kita periksa dengan ketat. Dan untuk petugas saya selalu peringatkan jika ada yang berani membantu menyelundupkan barang terlarang masuk ke dalam lapas akan di beri sanksi sesuai ketentuan yang berlaku," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Sumatera Utara, Yudi Suseno, menyatakan komitmennya untuk melaksanakan 13 program akselerasi dari Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.
"Kami akan terus berupaya melakukan perbaikan di berbagai lini Rutan dan Lapas di Sumatera Utara," ucapnya.
Yudi Suseno juga menyampaikan apresiasinya terhadap informasi dari masyarakat terkait potensi pelanggaran di dalam Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan.
"Kemarin kami mendapat informasi adanya suatu pelanggaran di dalam lapas, kami tentunya dengan terbuka menerima informasi tersebut dan langsung melakukan penelusuran kebenaran informasi yang di sampaikan. Namun faktanya, sampai saat ini kami tidak menemukan hal-hal yang mengarah kesana," jelasnya.
Kendati demikian, Kakanwil tidak menutup kemungkinan adanya perkembangan informasi di kemudian hari. "Kami menyadari masih ada kekurangan di berbagai lini, untuk itu kami terbuka kepada siapa pun agar secara bersama sama memperbaiki kekurangan yang terjadi saat ini," ungkapnya.
Yudi Suseno menyoroti kondisi over kapasitas yang signifikan di Lapas dan Rutan Sumatera Utara. Dengan kapasitas ideal sebanyak 15.000 warga binaan, saat ini dihuni oleh 32.126 orang.
"Dengan Jumlah Wbp sebanyak itu dan paling banyak di Indonesia, tentunya perlu proses dan bertahap dalam rangka melakukan perubahan ke arah yang lebih baik demi Pemasyarakatan di Sumut ke depannya," terangnya.
Di tengah tantangan over kapasitas, Kanwil Ditjenpas Sumut juga fokus pada pengembangan potensi positif warga binaan melalui program pembinaan kemandirian, seperti pelatihan pembuatan Ulos dan sandal. Langkah ini diharapkan dapat mengubah perilaku negatif warga binaan selama menjalani masa pidana.
Editor : Jafar Sembiring
