MEDAN, iNewsMedan.id- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan mencatat pencapaian signifikan dalam penemuan dan pengobatan kasus Tuberkulosis (TB) sepanjang tahun 2024. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular (P2P) Dinkes Kota Medan, dr. Pocut Fatimah Fitri, mengungkapkan bahwa penemuan kasus TB telah mencapai 115 persen dari target yang ditetapkan.
"Dari target 14.650 kasus TB, kami berhasil menemukan 15.879 kasus. Ini merupakan capaian yang sangat baik karena melebihi target yang telah ditetapkan," ujar dr. Pocut pada Selasa (25/2/2025).
Menurut dr. Pocut, terdapat dua indikator utama dalam program penanggulangan TB, yaitu penemuan terduga suspek TB dan penemuan kasus TB. Kedua indikator ini saling berkaitan karena banyak kasus TB ditemukan melalui individu yang memiliki kontak erat dengan pasien TB.
"Terduga TB menjadi target utama untuk ditemukan. Setelah itu dilakukan skrining, jika positif segera diobati, sementara jika negatif diberikan terapi pencegahan TB," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa semakin banyak kasus TB yang ditemukan, semakin besar pula potensi penularannya. Oleh karena itu, pemutusan rantai penularan menjadi hal yang sangat penting.
"Dengan semakin banyaknya kasus TB yang ditemukan dan diobati secara tuntas, rantai penularan bisa diputus. Pasien TB yang sembuh juga akan lebih produktif dibandingkan saat mereka sakit," tambahnya.
Untuk mendukung keberhasilan ini, Dinkes Kota Medan terus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan, sosialisasi, dan pembinaan layanan TB. Selain itu, jaringan layanan kesehatan juga diperluas dengan melibatkan sektor swasta.
"Saat ini, 41 puskesmas di Kota Medan telah berjejaring dengan 70 rumah sakit dan klinik dalam penanganan TB," ujarnya.
Dinkes juga mengoptimalkan metode **Active Case Finding (ACF)**, yaitu mencari kasus TB dengan mendatangi rumah warga, melakukan tes, dan memberikan pengobatan bagi pasien positif. Selain itu, dilakukan **Intensified TB Case Finding (ICF)** di fasilitas kesehatan untuk mendeteksi TB pada pasien dengan penyakit tertentu yang berisiko, seperti diabetes.
Dari sisi pengobatan, capaian tahun 2024 menunjukkan hasil yang menggembirakan. "Tingkat keberhasilan pengobatan TB di Kota Medan mencapai 89 persen dari target 90 persen," kata dr. Pocut.
Ia menekankan pentingnya pendampingan pasien selama masa pengobatan dengan melibatkan **Pengawas Menelan Obat (PMO)**, yang bisa berasal dari anggota keluarga atau orang terdekat. PMO berperan dalam memastikan pasien mengonsumsi obat secara disiplin dan memberikan dukungan moral agar mereka tetap semangat menjalani pengobatan.
"Jika pasien TB tidak disiplin minum obat, mereka bisa lalai dan pengobatan menjadi tidak efektif. PMO bertugas memastikan obat dikonsumsi sesuai jadwal, memberikan edukasi, serta dukungan moral," jelasnya.
Dr. Pocut juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat guna mencegah penyebaran TB.
"Menjaga kebersihan lingkungan, mengonsumsi makanan bergizi, beristirahat cukup, dan berolahraga teratur sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh," pesannya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak ragu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala TB.
"Obat TB tersedia gratis di seluruh puskesmas di Kota Medan. Jadi, jika ada gejala, sebaiknya segera periksakan diri untuk mendapatkan pengobatan lebih awal," tutupnya.
Editor : Ismail
Artikel Terkait