MEDAN, iNewsMedan.id - PT Railink, operator kereta bandara di Medan, kembali mengeluarkan imbauan keras kepada masyarakat yang tinggal di sekitar jalur rel untuk tidak melakukan pelemparan batu atau benda lain ke arah kereta api. Imbauan ini dikeluarkan menyusul insiden pelemparan yang terjadi pada Kamis, 20 Februari 2025, pukul 18.38 WIB.
Kereta Api Srilelawangsa (U87) relasi Binjai - Medan menjadi korban pelemparan oleh orang tak dikenal (OTK) di Km 15+800, antara Stasiun Binjai dan Stasiun Medan. Akibatnya, kaca kereta api mengalami retak. Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini menimbulkan kekhawatiran serius akan keselamatan penumpang dan kru kereta.
"KAI Bandara berkomitmen untuk terus meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga ketertiban di sekitar jalur kereta api dan segera melaporkan kepada petugas KAI Bandara atau pihak berwenang jika melihat adanya tindakan yang dapat membahayakan perjalanan kereta," ungkap Manager Komunikasi Perusahaan PT Railink, Ayep Hanapi, Jumat (21/2/1015).
PT Railink mengecam keras tindakan pelemparan terhadap kereta api. Tindakan ini tidak hanya membahayakan keselamatan, tetapi juga merupakan pelanggaran hukum yang serius. Pelaku pelemparan dapat dijerat dengan KUHP Pasal 194 ayat 1, dengan ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun.
Jika tindakan tersebut menyebabkan kematian, pelaku dapat dipidana penjara seumur hidup atau maksimal 20 tahun (Pasal 194 ayat 2).
"Pelemparan batu dapat menyebabkan kerusakan pada sarana kereta, seperti kaca jendela yang pecah, serta berpotensi melukai penumpang maupun petugas di dalam kereta. Selain itu, tindakan ini merupakan pelanggaran hukum dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku," tegas Ayep Hanapi.
Editor : Jafar Sembiring
Artikel Terkait
