“Mereka bekerja dengan klien swasta, perusahaan dan PIP yakni orang-orang yang terkait politik, untuk membantu mengevakuasi mereka dari Ukraina,” ujar Schiena kepada BBC. Dia mengklaim "satu agen intelijen dari negara yang cukup besar" yang ingin mengeluarkan warganya, termasuk di antara kliennya. "Tergantung pada bagaimana konflik itu terjadi, saya pikir akan ada permintaan konstan untuk (PMC)," papar Schiena.
Dia menjelaskan, "Ada kebutuhan yang konstan, dan ketika (perang) meningkat atau menurun, akan selalu ada sesuatu yang harus kita lakukan." Perusahaan militer dan keamanan swasta telah ada selama beberapa dekade, tetapi didorong ke mata publik selama perang di Irak dan Afghanistan setelah 9/11, bekerja atas nama pemerintah Barat dan kepentingan komersial.
Pada puncak perang Irak, puluhan ribu kontraktor swasta, seperti Blackwater, beroperasi di sana. Tugas berkisar dari misi bersenjata seperti perlindungan konvoi hingga memberi makan dan menampung pasukan di pangkalan militer. Blackwater menjadi terkenal setelah sejumlah insiden profil tinggi, termasuk kematian 14 warga sipil Irak yang ditembak mati oleh kontraktornya di Baghdad pada 2007.
Di Eropa Timur, perusahaan swasta telah lama digunakan untuk melindungi orang kaya dan perusahaan. Selama pecahnya bekas Yugoslavia, sejumlah perusahaan juga disewa untuk membantu memperlengkapi, melatih dan mengorganisir pasukan Bosnia dan Kroasia, tentu semua dengan restu dari pemerintah AS.
Sifat industri ini berarti sulit untuk melacak jumlah kontraktor dan uang yang mengalir, tetapi ini adalah industri yang berkembang. Satu laporan dari Aerospace & Defense News menemukan bahwa industri militer dan keamanan swasta global akan bernilai lebih dari USD457 miliar pada 2030, naik dari sekitar USD224 miliar pada 2020.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait