Beberapa hari setelah pulang ke rumah, kakak iparnya menyarankan ia bertemu dengan Asri Ludin Tambunan, seorang dokter penyakit dalam di RSUD Drs H Amri Tambunan. Kakak iparnya merekomendasikan Prisi untuk ditangani oleh dokter yang lebih akrab disapa dokter Aci tersebut.
Bertemu dengan dokter Aci harapan hidupnya kembali bangkit. Bagi Prisi dokter Aci memberikannya semangat hidup dengan cara yang berbeda.
“Ternyata saat saya bertemu dokter Aci saya tidak disuruh cuci darah. Hanya menambah darah dua kantung saja,” ujar Prisi.
Ada semangat yang ia dapat dari sosok dokter Aci. Baginya dokter Aci bisa menyemangati pasien dengan cara yang berbeda. Sikapnya yang sedikit cuek dan tegas membuat ia sebagai pasien tak merasa ketakutan.
“Jadi dia pas ketemu saya pertama kali cuma bilang, sakit apa? dengan nadanya yang cuek itu. Terus juga bilang ke saya, oh cuma sakit ini. Udah kita obati, sembuh ini,” ujar Prisi menirukan gaya sang dokter.
Kata-kata sembuh yang dikeluarkan dokter Aci menurutnya obat yang paling berhaga baginya. Cara penanangannya kepada pasien yang berbeda tidak didapatkan Prisi dari dokter lainnya.
“Mungkin kalau dokter ingat muka saya dulu dan sekarang, dokter sudah tidak tanda lagi dengan saya,” ujarnya sambil kembali menangis.
Prisi datang kembali ke RSUD Drs H Amri Tambunan untuk melakukan kontrol dan mau bertemu lagi dengan dokter Aci. “Saya ingat betul pesan dia, kalau punya penyakit itu jangan diingat-ingat. Pasti sembuh,” ujarnya.
Dan terbukti, di 2024, Prisi lebih sehat dan ia bisa tersenyum lebar meski rambutnya sudah botak.
“Saya tahu sekarang dokter Aci semakin sibuk. Tapi harapan saya, dokter tetap humble, rendah hati dan berhati malaikat. Selalu peduli dengan pasien-pasiennya. Ikhlasnya juga jangan ilang ya dok", ujarnya.
"Tetap menyemangati pasien. Banyak orang-orang yang membutuhkan dokter, apalagi ini dokter mau mencalonkan diri ke bupati. Harapan saya bisa lebih banyak lagi berbuat untuk orang banyak di Deliserdang ya dok,” harap Prisi.
Editor : Chris
Artikel Terkait